Monday, October 26, 2015

3 Tips Pemeliharaan Tanaman Kopi Arabika biar Subur

3 Tips Pemeliharaan Tanaman Kopi Arabika biar Subur

Bagaimanakah tips pemeliharaan tanaman kopi arabika biar tumbuh subur? Kopi arabika (Coffea arabica) merupakan salah satu spesies kopi yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kopi arabika dikenal memiliki citarasa yang khas dan nikmat. Jadi tak mengherankan jika harga kopi arabika yang sudah siap seduh dibandrol di kisaran Rp150 ribu - Rp200 ribu per kg.
perawatan-tanaman-kopi-arabika.jpg
Kopi Arabika

Kali pertama kopi arabika diklasifikasikan oleh seorang ilmuwan asal Swedia yang bernama Carl Linnaeus pada tahun 1753. Pembudidayan kopi arabika memiliki tingkat kesulitan yang relatif tinggi. Pasalnya tanaman ini hanya mau tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian 700-1700 m dpl, bersuhu sekitar 16-20°C, dan mempunyai iklim kering tiga bulanan secara berturutan. Kopi arabika juga dikenal lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Sehingga pemeliharaan yang tepat terhadap tanaman-tanaman kopi arabika tersebut memegang pengaruh besar pada kesuburannya.
Lantas bagaimana sih caranya memelihara tanaman kopi arabika yang benar? Di bawah ini tips-tips untuk Anda!

Tips 1 : Lakukan Penyiangan Secara Berkala
Proses penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma-gulma yang tumbuh di kebun kopi. Tujuannya agar tanaman budidaya dapat tumbuh optimal dengan menyerap keseluruhan dari pupuk yang diberikan tanpa mengalami gangguan. Agar lebih efektif, proses penyiangan ini bisa dilakukan di saat yang bersamaan dengan proses penggemburan tanah. Disarankan lakukan proses ini sebanyak dua kali dalam setahun sehingga pertumbuhan tanaman tetap terkendali.

Tips 2 : Tanam Pohon Pelindung
Penanaman pohon pelindung berguna untuk mencegah tumbuhan kopi berbuah terlalu banyak yang justru dapat merobohkannya. Pohon pelindung ditanam terlebih dulu sejak 2 tahun sebelum proses penanaman bibit kopi dilaksanakan. Pohon-pohon pelindung yang biasanya dipakai untuk meneduhi kopi antara lain lamtoro, dadap, sengon, jarak, belimbing, dan lain-lain.

Pohon pelindung juga perlu dipelihara dengan baik supaya pertumbuhannya terkontrol dan tidak mengganggu tanaman kopi yang dibudidayakan. Jaga agar pohon pelindung memiliki ketinggian maksimal dua kali daripada tinggi tanaman kopi. Oleh sebab itu, lakukan pemangkasan pohon secara berkala terutama di musim penghujan. Setelah kopi sudah cukup dewasa, Anda bisa membiarkan pohon pelindung memiliki ketinggian maksimal hingga empat kali ketimbang tinggi tanaman kopi.

Tips 3 : Berikan Pupuk dengan Dosis yang Pas
Mengenai tata cara pemupukan tanaman kopi sudah pernah kami bahas pada artikel sebelumnya. Kuncinya adalah pupuk wajib ditaburkan dua kali dalam setahun yakni di awal dan akhir musim penghujan dengan masing-masing menggunakan setengah dosis. Untuk prosedur pemupukannya supaya efektif, galilah lubang yang melingkari pohon dengan kedalaman 10 cm terlebih dahulu. Selanjutnya taburkan pupuk di lubang tersebut secukupnya lalu tutup kembali memakai tanah.

Wednesday, October 21, 2015

Jadwal Pemupukan Kopi dengan Prosedur yang Tepat

Jadwal Pemupukan Kopi dengan Prosedur yang Tepat

Bagaimana prosedur yang tepat dalam pemupukan kopi? Pada dasarnya pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kesuburan lahan budidaya sehingga mampu mencukupi kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman kopi. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kebutuhan pupuk yaitu pengambilan hara oleh kopi dan persediaan kandungan hara di dalam tanah.

Untuk mendukung pertumbuhannya, tanaman kopi mengambil unsur hara dari dalam tanah. Jumlah kebutuhan unsur hara ini berbeda-beda menurut jenis tanaman kopi tersebut. Selanjutnya unsur hara ini digunakan untuk mencukupi kebutuhan kopi dalam mendukung pertumbuhan vegetatif dan pembentukan buah. Perlu diketahui, persediaan hara di dalam tanah di setiap wilayah mengandung unsur-unsur tertentu dengan kadar yang tidak sama.
cara-pemupukan-kopi.jpg
Kopi

Secara umum pemupukan tanaman kopi bertujuan untuk memperbaiki atau mengembalikan kondisi tanah sehingga ideal bagi kehidupan tanaman kopi. Dalam tahun pertama budidaya , pupuk banyak dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan kopi secara vegetatif. Pemupukan yang tepat dapat menghasilkan biji kopi yang berukuran lebih besar dengan kualitas tinggi. Jadwal pemupukan yang teratur juga bisa menyetabilkan kembali produktifitas tanaman kopi yang dibudidayakan.

Seperti kita tahu, pemanenan kopi dilakukan sekali dalam setahun yakni pada bulan Juli sampai Oktober. Untuk mempersiapkan masa panen tersebut, sebaiknya tanaman kopi perlu diberikan pupuk sebanyak tiga kali dalam setahun. Hal ini dimaksudkan agar kebutuhan unsur hara tanaman benar-benar tercukupi sehingga hasil panen pun memuaskan.

Pemupukan tahap pertama menggunakan pupuk urea dengan dosis 0,25 kg/tanaman. Pupuk urea ini dikenal bagus untuk memenuhi kebutuhan kopi dalam masa pertumbuhan batang dan daun. Pemberian pupuk dilakukan dengan menggali tanah di sekeliling tanaman terlebih dulu, lalu pupuk ditaburkan di lubang galian tersebut. Dengan metode ini pupuk lebih mudah meresap ke tanah sehingga terserap maksimal oleh akar tanaman kopi.

Pemupukan tahap kedua dilaksanakan pada 4 bulan setelah pemupukan pertama. Adapun pupuk yang digunakan masih sama yaitu urea dengan takaran yang sama pula. Metode pemupukannya juga sama yakni menggali lubang terlebih dahulu di sekeliling batang, kemudian taburkan pupuk secukupnya ke lubang tadi.

Sementara itu, pemupukan ketiga juga dilakukan empat bulan selepas pemupukan kedua. Pada tahap ini, pemupukan bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan buah untuk mendapatkan jumlah dan kualitas yang terbaik. Pupuk yang digunakan berupa campuran pupuk urea dan NPK dengan perbandingan 2:1. Setelah pupuk tercampur merata, pupuk tersebut lantas diaplikasikan pada tanaman-tanaman kopi.
Inilah Jarak Tanam Kopi Robusta yang Ideal

Inilah Jarak Tanam Kopi Robusta yang Ideal

Berapakah jarak tanam kopi robusta yang ideal? Di dalam pelaksanaan budidaya kopi robusta, pengukuran jarak tanam per tanaman kopi juga turut andil terhadap keberhasilannya. Penanaman kopi tidak boleh dilakukan dengan jarak yang terlalu rapat ataupun terlalu renggang. Jarak yang rapat mengakibatkan pertumbuhan kopi kurang maksimal karena tanaman saling berebut nutrisi, air, dan cahaya serta gampang tertular hama dan penyakit. Sedangkan penanaman yang terlalu renggang pun bisa mengakibatkan pemanfaatan lahan yang tersedia menjadi tidak optimal.
jarak-tanam-kopi-robusta.jpg
Kopi Robusta

Pola penanaman pohon kopi juga sebaiknya dilakukan dengan rapi membentuk garis-garis yang lurus. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam perawatan dan pengawasan tanaman. Di sisi lain, penanaman kopi secara sembarangan bakal menyebabkan pencahayaan yang tidak maksimal akibat tanaman saling menutupi, potensi kegagalan penyerbukan bunga, serta risiko terhadap serangan hama dan penyakit yang lebih tinggi.

Jarak Tanam Ideal untuk Kopi Robusta
Jarak tanam yang ideal merupakan ukuran jarak penanaman yang tepat di mana tumbuhan kopi dapat hidup normal dan lahan yang ada bisa dimanfaatkan dengan baik. Biasanya jarak tanam untuk kopi dari jenis robusta yaitu 2,5 x 2,5 meter. Pengaturan jarak tanam ini dilakukan setelah proses pembersihan lahan dengan membuat lubang-lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm dan berjarak 2,5 x 2,5 m secara lurus beraturan. Jadi dalam satu hektar lahan bisa ditanaman kopi sebanyak 1.500-1.600 pohon.

Penataan jarak penanaman yang benar memungkinkan tanaman-tanaman kopi bisa mendapatkan pencahayaan maksimal dari sinar matahari. Begitupun ketika tanaman sudah cukup dewasa, proses pemangkasan ranting dan pengawasan terhadap gulma pun menjadi lebih gampang.

Perlu diperhatikan dalam perencanaan jarak tanam ini, jangan lupa sediakan pula sejengkal lahan untuk memelihara tumbuhan peneduh. Prinsipnya 1 pohon peneduh dapat melindungi 4 tanaman kopi robusta. Selain mampu melindungi tanaman budidaya dari curah hujan yang tinggi dan angin kencang, pohon peneduh ini juga berguna untuk menjaga kelembaban tanah dan menghalangi terik panas matahari. Contoh-contoh tanaman peneduh di antaranya lamtoro, dadap, asam, trembesi, dan sebagainya.

Setelah lubang penanaman selesai dibuat berdasarkan jarak tanam yang ideal, lubang tersebut diisi dengan campuran pupuk kandang dan pupuk kompos secukupnya. Jangan lupa tambahkan pula lapisan tanah secara tipis pada lubang tadi. Setelah itu, biarkan lahan selama 3-5 hari agar nutrisi di dalam pupuk terserap ke dalam tanah. Akhirnya bibit-bibit kopi pun siap ditanam di lubang tersebut.

Wednesday, October 14, 2015

Apa dan Bagaimana Penyakit Jamur Upas pada Kopi?

Apa dan Bagaimana Penyakit Jamur Upas pada Kopi?

Penyakit jamur upas pada kopi adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor. Penyakit ini dapat menginfeksi bagian batang, cabang, ranting, dan buah kopi. Serangan dimulai dari sisi bagian bawah cabang/ranting yang ditandai dengan adanya benang-benang jamur berukuran tipis. Kemudian bagian tanaman kopi yang tertutup benang tersebut lambat laun akan membusuk dan berubah warna menjadi cokelat kehitaman.

Jamur Corticium salmonicolor tergolong dalam keluarga Corticiaceae dengan ordo Stereales. Jamur ini memiliki basidium paralel di stadium kortisium-nya. Wujud basidium ini berbentuk ganda dengan ujung serupa empat sterigmata dan berguna untuk mendukung basidiospora. Nekrosis yang menyerang buah kopi dimulai dari sisi pangkal buah di sekitar tangkai yang selanjutnya menyebar ke seluruh permukaan buah dan menembus lapisan endosperma.
penyakit-jamur-upas-pada-kopi.jpg
Kopi yang Terserang Jamur Upas

Secara alami, penyakit jamur upas menyebar ke tanaman kopi karena terbawa angin dan air hujan mirip seperti penyakit bercak daun. Kebun kopi yang kurang mendapatkan sinar matahari sehingga kondisinya lembab juga rentan terkena penyakit ini. Perawatan kebun budidaya kopi secara rutin dinilai merupakan metode terbaik dalam mencegah penyakit jamur upas.

Gejala Penyakit Jamur Upas
Serangan penyakit jamur upas ditandai dengan cabang atau ranting tanaman kopi yang mengalami layu mendadak. Penyakit ini dapat menginfeksi seluruh cabang kopi, mulai dari bagian pangkal, tengah, sampai ujung cabang. Bahkan kadang kala penyakit ini juga terlihat merusak batang tanaman kopi.

Serangan penyakit jamur Corticium salmonicolor melewati beberapa tahapan stadium. Pada stadium sarang laba-laba, terlihat lapisan hifa tipis yang berbentuk seperti jala dan berwarna putih keperakan. Selanjutnya pada stadium bongkol, lapisan hifa berkelir putih tadi menyebar di lentisel dan celah-celah.

Memasuki stadium kortisium, timbul lapisan kerak berwarna merah jambu yang terdiri dari lapisan himenium. Lapisan ini biasanya dibentuk di sisi bawah cabang atau sisi cabang yang tertutup naungan. Berikutnya pada stadium nekator muncul bintik-bintik kecil berkelir jingga kemerahan, di mana ini merupakan sporodokhia jamur upas. Serangan pada stadium nekator ini umumnya terjadi di cabang yang tidak ternaungi.

Pengendalian Penyakit Jamur Upas
Penyakit jamur upas bisa dikendalikan dengan memotong batang atau cabang tanaman kopi yang berpenyakit sepanjang 10 dari pangkal. Selanjutnya potongan-potongan tersebut dikumpulkan dan dibakar segera untuk memusnahkan bibit penyakit.

Pada cabang yang diameternya lebih dari 1 cm, aplikasikan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz 0,4% formulasi pada bagian tanaman kopi yang berpenyakit. Sedangkan jika infeksi jamur sudah terbilang parah, pangkaslah bagian tanaman yang rusak tersebut. Lalu oleskan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz pada bekas pemangkasan secara merata.

Tuesday, October 13, 2015

Penyebab dan Pengendalian Penyakit Bercak Daun pada Kopi

Penyebab dan Pengendalian Penyakit Bercak Daun pada Kopi

Apa itu penyakit bercak daun pada tanaman kopi? Apa pula penyebab dari serangan penyakit ini? Bagaimanakah cara pengendalian penyakit bercak daun yang tepat.

Penyakit bercak daun adalah penyakit yang menyerang daun dan buah tanaman kopi. Berbeda dengan penyakit karat daun, penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora coffeicola. Penyakit ini bisa menyerang tanaman kopi selama masa pembibitan sampai dengan tanaman tersebut dewasa. Apabila sudah parah, serangan penyakit ini bahkan dapat merembet ke buah-buah kopi.

Cercospora coffeicola merupakan jamur dari keluarga Mycosphaerellaceae dengan ordo Dothideales. Ukuran jamur ini sangat bervariasi, ada yang relatif pendek dan ada pula yang cenderung panjang. C. coffeicola juga memiliki konidia ganda yang berwujud seperti tepung berkelir abu-abu. Selanjutnya, konidia ini dibentuk di permukaan daun yang mengalami bercak.
penyakit-bercak-daun-pada-tanaman-kopi.jpg
Kopi yang Berpenyakit Bercak Daun

Penyakit bercak daun dapat menyerang bagian daun tanaman kopi maupun buahnya. Serangan pada daun ditandai dengan munculnya bercak-bercak berwarna kuning yang dikelilingi halo/lingkaran pada daun yang berpenyakit. Bercak-bercak ini memiliki ukuran yang tidak beraturan dan timbul secara acak.

Sedangkan pada buah kopi, serangan penyakit ini ditandai dengan timbulnya bercak-bercak berwarna cokelat pada permukaan buah kopi. Biasanya sisi buah yang paling banyak mendapatkan sinar matahari lebih rentan terhadap penyakit bercak daun ini. Lama kelamaan buah yang berpenyakit tersebut akan mengalami pembusukan sampai ke biji kopi sehingga kualitasnya menurun drastis.

Pada umumnya, penyebaran penyakit bercak daun ini terjadi karena spora terbawa oleh angin dan air hujan. Ketika spora jamur tersebut menempel pada permukaan daun kopi, maka cepat atau lambat daun itu pun bakal terinfeksi juga. Di samping itu, penggunaan alat-alat pertanian yang bersentuhan dengan penyakit dan tidak disucikan segera juga turut andil dalam menyebarkan penyakit ini.

Pengendalian penyakit bercak daun dapat dilakukan dengan menggunakan metode kultur teknis dan kimiawi. Pengendalian secara kultur teknis di antaranya memberi naungan yang cukup, pemupukan berimbang, dan pengurangan kelembaban kebun kopi. Pola perawatan terhadap tanaman kopi seperti pemangkasan dan pembersihan gulma juga bisa mengatasi serangan penyakit ini.

Secara kimiawi, pengendalian dari penyakit bercak daun biasanya memanfaatkan fungisida yang sesuai. Di antaranya yaitu Bavistin 50 WP 0,2 %, Cupravit OB 21 0,35%, Dithane M 45 80 WP 0,2%, dan Delsene MX 200 0,2%. Perhatikan bahwa penggunaan fungisida-fungisida tersebut harus sesuai dengan saran dan petunjuk yang dianjurkan.

Monday, October 12, 2015

Metode Pengendalian Penyakit Karat Daun pada Kopi

Metode Pengendalian Penyakit Karat Daun pada Kopi

Bagaimanakah metode pengendalian penyakit karat daun pada kopi? Budidaya kopi merupakan salah satu bentuk budidaya yang sangat menguntungkan. Harga biji kopi yang semakin melambung tinggi menjadi alasan utamanya. Namun bukan berarti membudidayakan kopi minim risiko. Ada banyak penyakit yang siap menyerang tanaman kopi, di antaranya yaitu penyakit karat daun.
pengendalian-penyakit-karat-daun-pada-kopi.jpg
Penyakit Karat Daun Pada Kopi

Penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) merupakan penyakit utama pada tanaman kopi berjenis arabika. Sedangkan pada tanaman kopi robusta, penyakit karat daun ini bukanlah masalah yang serius. Penyakit ini muncul pada daun kopi karena disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix.

Mengenal Hemileia vastatrix
Hemileia vastatrix merupakan jamur yang berkembang biak dan menyebar menggunakan uredospora. Pada awalnya, uredospora ini berbentuk bulat. Kemudian uredospora mulai berkembang dan berubah bentuk menjadi oval. Uredospora yang telah matang dan siap menyebar ditandai dari warnanya yang jingga kekuningan dengan duri-duri di bagian sisi luar cembungnya.

Penyebaran uredospora dilakukan secara alami oleh air, angin, trips, binatang, dan manusia secara tidak sengaja. Jamur yang terbentur akan berpindah tempat dengan meluncur ke sisi daun di bagian bawah. Saat menginfeksi daun, uredospora membentuk buluh kecambah, lalu membentuk apresorium. Setelah itu, jamur pun melakukan penetrasi ke dalam jaringan daun tanaman kopi.

Gejala Penyakit Karat Daun
Gejala awal yang muncul dari penyakit karat daun yaitu timbulnya bercak-bercak kuning pada permukaan daun bagian bawah yang selanjutnya berubah warna menjadi kuning tua. Lambat laun di sekitar area daun yang terserang tersebut akan muncul serbuk berwarna jingga, di mana ini sebenarnya jamur Hemileia vastatrix. Penyerangan akan berlanjut sampai akhirnya daun berwarna cokelat tua hingga cokelat kehitaman, lalu daun pun mengering.

Bisa ditebak, tanaman kopi yang terkena penyakit karat daun ini akan kehilangan daun-daunnya karena berguguran. Tanaman pun akhirnya menjadi gundul. Pada kondisi ini, tanaman kopi bakal kehilangan cadangan sari pati di dalam bagian akar dan rantingnya. Tanaman yang sekarat kemudian akan mengering dan mati.

Pengendalian Penyakit Karat Daun
Penyakit karat daun pada tanaman kopi bisa dikendalikan dengan metode secara hayati dan kimiawi.

1. Metode Hayati
Pengendalian penyakit karat daun dengan metode hayati, petani bisa menggunakan varietas-varietas unggulan. Varietas yang dimaksud berasal dari kopi berjenis arabika yang memang sudah teruji kualitasnya. Beberapa varietas unggulan kopi arabika di antaranya S 333, S 288, dan S 795. Diharapkan varietas-varietas kopi arabika tersebut mempunyai daya tahan terhadap penyakit yang lebih baik.

2. Metode Kimiawi
Penyakit karat daun ditimbulkan oleh jamur Hemileia vastatrix. Oleh karena itu, pemberantasannya bisa dilakukan memakai fungisida yang tepat. Fungisida yang dapat diandalkan utamanya mengandung bahan tembaga atau fungisida golongan sistemik. Di antaranya yaitu Copper sandoz, Cupravit, Cobox, Vitigran blue, Trademefon, Bayleton 250 EC, dan Dithane M-45. Harus diperhatikan bahwa pengaplikasian fungisida tersebut perlu diterapkan sesuai anjuran pada masing-masing kemasan.

Sunday, October 11, 2015

Cara Jitu Pengendalian Hama Penggerek Buah Kopi

Cara Jitu Pengendalian Hama Penggerek Buah Kopi

Bagaimana cara pengendalian hama penggerek buah kopi? Hama penggerek buah kopi (PBKo) merupakan hama yang serius bagi tanaman kopi. Hama ini berupa Hypothenemus hampei (Coleoptera, Scolytidae), yakni serangga berukuran 1,3-2 mm yang menyerang buah kopi sehingga mutunya menurun.
pengendalian-hama-penggerek-buah-kopi.jpg
Buah Kopi

Hypothenemus hampei adalah serangga berupa kumbang kecil berukuran 1,3-2 mm yang termasuk dalam ordo Coleoptera dengan famili Scotylidae. Sekali bertelur, serangga ini mampu mengeluarkan sebanyak 50-60 butir. Telur tersebut akan berkembang menjadi larva setelah 5 hingga 9 hari. Berikutnya larva akan hidup selama 10 sampai 26 hari sebelum berkembang menjadi pupa. Masa prapupa serangga ini sekitar 2 hari dengan waktu pupa selama 4-9 hari.

Jadi total waktu yang dibutuhkan oleh Hypothenemus hampei untuk berubah dari telur menjadi kumbang ialah 25-35 hari. Sedangkan usia hidup maksimum serangga ini yaitu 103 hari untuk pejantan dan 156 hari untuk betinanya. Yang menarik, kumbang jantan sama sekali tidak bisa terbang, sementara kumbang betina akan keluar terbang dengan kemampuan 350 meter pada sore hari.

Gejala Penyerangan
Hama penggerek buah kopi menyerang tanaman dengan membuat lubang pada sekitar diskus. Buah kopi yang masih muda dan terkena serangan ini akan berguguran. Sedangkan buah kopi tua yang terserang menyebabkan timbulnya cacat sehingga kualitasnya menurun.

Berlainan dengan nematoda parasit Serangan ini juga bisa mengakibatkan buah kopi yang terserang tidak dapat berkembang sehingga busuk dan gugur yang mencapai 7-14 persen. Sementara kerusakan pada buah kopi tua mencapai hingga 30-80 persen. Serangan ini umumnya dilakukan oleh kumbang betina yang meletakkan telur-telur di dalam buah kopi.

Metode Pengendalian
Untuk mengendalikan hama penggerek buah kopi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang jitu. Di antaranya adalah :

1. Pengendalian dengan Kultur Teknis
Pengendalian hama penggerek melalui kultur teknis dapat dilakukan dengan metode petik bubuk, lelesan, dan racutan. Petik bubuk adalah pemetikan awal buah kopi yang terserang maupun normal yang dilakukan pada 15-30 hari sebelum panen raya. Pemetikan ini juga dimaksudkan untuk menghilangkan hama sehingga perlu wadah tertutup agar serangga yang terbawa tidak terbang keluar lagi. Dikenal pula lelesan yaitu pengambilan buah kopi yang jatuh ke tanah agar tidak menjadi sarang hama. Lelesan dikerjakan setelah putaran petik panen rampung. Sedangkan racutan atau rempesan yakni pemetikan massal yang dilakukan pada buah kopi yang berukuran 5 mm atau lebih, dan masih tertinggal di pohon sehabis panen.

2. Pengendalian dengan Mengatur Naungan
Serangga penggerek buah kopi senang hidup di tempat yang memiliki kelembaban tinggi. Maka dari itu diperlukan upaya untuk mengatur naungan supaya kondisi di sekitar tanaman kopi tidak terlalu lembab dan gelap. Pengaturan ini dilakukan dengan memangkas sejumlah bagian atas kopi secukupnya. Pengaturan naungan dilakukan setelah masa panen dan sebelum pemupukan lanjutan.

3. Pengendalian melalui Upaya Fisik
Pengendalian hama melalui fisik dilakukan untuk memusnahkan serangga agar tidak dapat berkembang biak. Prosedurnya yaitu merendam buah kopi yang terkumpul ke dalam air panas. Selanjutnya buah kopi dikupas untuk diambil bijinya. Biji kopi tersebut lantas dijemur selama waktu tertentu untuk mengeringkannya. Sebelum dijual, pastikan kadar air di dalam kopi sekitar 12,5 persen sehingga hama benar-benar tidak mampu hidup.

4. Pemakaian Varietas Unggulan
Kopi dari varietas unggulan memungkinkan buahnya bisa masak secara bersamaan. Dengan kata lain, tidak ada kesempatan bagi hama untuk tumbuh dan berkembang di lahan kopi. Contoh-contoh varietas unggulan kopi arabika yaitu USDA 230731 dan USDA 230762. Sedangkan contoh varietas kopi robusta unggulan antara lain BP42, BP288 dan BP234 untuk dataran rendah, serta BP42, BP358, dan BP409 untuk dataran tinggi. Disarankan pula untuk mengkombinasikan metode ini dengan sanitasi kebun kopi.

5. Pengendalian secara Hayati
Pengendalian hama penggerek buah kopi secara hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan parasitoid Cephalonomi stephanoderis dan jamur patogen (Beauveria bassiana). Dianjurkan juga mengaplikasikan Beauveria bassiana 2,5 kg dalam 3 kali aplikasi di setiap satu periode panen. Sedangkan tidak direkomendasikan mengendalikan hama PBKo secara kimiawi, karena serangga ini bersembunyi di dalam buah, sehingga metode kimia tidak efisien.

Wednesday, October 7, 2015

8 Cara Pengendalian Nematoda Parasit pada Kopi

8 Cara Pengendalian Nematoda Parasit pada Kopi

Pada tanaman kopi, hama berjenis nematoda parasit yang seringkali menyerang berasal dari spesies Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis. Keduanya merupakan nematoda yang menyerang jaringan akar tumbuhan kopi, di mana P. coffeae dapat melukai akar dan R. similis menimbulkan lubang pada akar.
pengendalian-hama-nematoda-parasit-pada-kopi.jpg
Kopi

Tanaman kopi yang terserang nematoda parasit akan terlihat kerdil karena pertumbuhannya terhambat. Ukuran daun dan cabang primer mengecil dengan daun-daun tua yang menguning lalu berguguran. Akhirnya cepat atau lambat tanaman pun akan mengalami kematian.

Perhatikan pula akan tanaman kopi yang terserang nematoda parasit, warnanya tampak kecoklat-coklatan. Sebagian besar kondisi akar lateralnya juga mulai membusuk. Tanaman kopi pun mudah sekali digoyang-goyangkan. Lambat laun, semua sistem jaringan akar kopi rusak dan akhirnya mati.
Terdapat kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk mengendalikan serangan hama nematoda parasit pada tanaman kopi. Apa saja?

1. Penggunaan Bibit yang Sehat
Bibit kopi yang sehat adalah bibit yang normal, tidak berpenyakit, dan bebas dari hama. Mengingat masuknya nematoda kebanyakan terbawa bersama benih yang berkualitas buruk, maka diperlukan seleksi yang tepat untuk menemukan bibit yang benar-benar bagus. Sedangkan untuk bibit-bibit kopi yang sudah terserang parasit sebaiknya dimusnahkan segera agar tidak berpindah ke bibit yang lain.

2. Pilih Jenis Kultivar yang Baik
Jenis kultivar juga dapat mempengaruhi perkembangan nematoda parasit pada tanaman kopi. Hal ini karena setiap kultivar dapat menghasilkan akar yang dapat menentukan tingkat perkembangbiakan nematoda parasit. Kultivar yang resisten terhadap hama mampu menekan perkembangan nematoda. Sebaliknya populasi nematoda akan meningkat pada kultivar yang rentan.

3. Pemberlakukan Rotasi Tanaman secara Teratur
Tujuan utama rotasi tanaman yaitu mengurangi tingkat kepadatan populasi nematoda. Rotasi dilakukan dengan menanam tumbuh-tumbuhan lain yang bukan merupakan inang parasit. Harapannya agar siklus hidup nematoda terganggu dan akhirnya terputus.

4. Menanam Tumbuhan Perangkap di Lahan
Tumbuhan perangkap (trap cropping) ialah tumbuh-tumbuhan yang sengaja ditanam untuk menarik dan atau memusnahkan hama di lahan budidaya. Prinsipnya yakni tumbuhan perangkap dikorbankan agar parasit lebih tertarik mengganggunya daripada merusak tanaman budidaya. Memelihara tumbuhan perangkap ini terbukti efektif berhasil mengendalikan nematoda, sebagaimana yang sudah banyak dilakukan di budidaya kentang.

5. Solaritas Tanah Guna Merubah Suhunya
Solaritas berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan suhu di dalam tanah secara drastis. Sehingga organisme yang hidup di dalam tanah akan berpindah tempat karena tidak sanggup beradaptasi dengan suhu yang berubah tajam tersebut. Solaritas tanah dapat dilakukan dengan menutup tanah menggunakan plastik berwarna gelap atau cerah sesuai peruntukannya selama kurun waktu yang cukup lama.

6. Membudidayakan Varietas yang Resisten
Membudidayakan varietas kopi yang resisten terhadap nematoda parasit sangat menguntungkan secara ekologi dan ekonomi. Varietas kopi robusta yang dianjurkan antara lain BP 42, BP 234, BP 237, BP 288, BP 308, BP 358, dan BP 409. Sedangkas varietas kopi arabika yang dianjurkan meliputi Abesinia 3, Andungsari 1, Kartika 1, Kartika 2, S 795, dan USDA 762.

7. Penggunaan Metode Pengendalian Biologi
Bakteri-bakteri yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan nematoda yaitu Pasteuria penetrans, Bacillus subtilis, Pasteuria fluorescens, dan Agrobacterium radiobacter. Sementara agen pengendali nematoda dari cendawan misalnya Paecilomyces lilacinus, Arthrobotrys oligospora, dan Dactilella sp. Penaburan bahan-bahan organik contohnya kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran kambing, sekam padi, serbuk gergaji, dan tepung biji mimba juga dapat mengurangi populasi nematoda parasit.

8. Pengendalian Secara Kimiawi
Pestisida dari kelompok fumigan dapat diandalkan untuk mengendalikan nematoda parasit yang menyerang kopi. Contohnya yaitu Vapam L dan Basamid G. Bisa juga menggunakan nematisida sistemik dan kontak seperti Curaterr 3G, Vydate 100 AS, Rhocap 10G dan Rugby 10G yang diterapkan dengan menyiramkannya pada bibit memakai konsentrasi 1,0% dan dosis 250 ml per bibit tanaman kopi.

Monday, October 5, 2015

Panduan Cara Pemupukan Tanaman Kopi yang Efektif

Panduan Cara Pemupukan Tanaman Kopi yang Efektif

Butuh panduan cara pemupukan tanaman kopi yang efektif? Pupuk adalah bahan penyubur yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Proses pemupukan dalam budidaya kopi menjadi salah satu proses yang penting karena akan menentukan tingkat kesuburan dan produktifitas kopi yang dipelihara.
cara-pemupukan-kopi.jpg
Kopi

Efektifitas pemupukan pada tanaman kopi ditentukan oleh dua faktor yaitu pengambilan hara oleh tanaman, dan persediaan kandungan hara di dalam tanah. Pengambilan hara dari dalam tanah dilakukan oleh kopi untuk mendukung pertumbuhannya. Termasuk di dalamnya ialah pembentukan buah oleh cabang lateral.

Setidaknya ada tiga unsur hara yang sangat diperlukan tanaman kopi yakni natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K). Kebutuhan pengambilan hara kopi robusta meliputi N sebanyak 35 kg/ha, P sebanyak 6 kg/ha, dan K sebanyak 50 kg/ha setiap tahun. Kopi arabika membutuhkan N berdosis 34 kg/ha, P berdosis 5,1 kg/ha, dan K berdosis 48 kg/ha per tahun. Sedangkan jenis kopi liberika mengambil N sejumlah 28 kg/ha, P sejumlah 6,4 kg/ha, dan K sejumlah 45 kg/ha setiap tahun.

Sementara itu, faktor persediaan hara di dalam tanah berbeda-beda di setiap daerah. Ada satu daerah yang kekurangan unsur N, P, K, bahkan NPK. Oleh karena itu, diperlukan langkah pengamatan tanah dan daun untuk mengetahui kandungan tanah di daerah tersebut. Disarankan pula untuk melakukan percobaan lapangan terlebih dahulu sebelum menerapkannya secara massal.

Pupuk yang digunakan pada proses pemupukan kopi meliputi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Di mana pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mempunyai satu unsur saja seperti N, P, atau K. Untuk pupuk majemuk, pupuk ini memiliki lebih dari satu unsur dalam berbagai komposisi misalnya NP, NK, NPK, atau NPKMg.

Pemilihan pupuk harus disesuaikan dengan kondisi lahan budidaya. Sebab jika keliru tidak hanya memboroskan anggaran, tetapi juga dapat menurunkan produktifitas tanaman. Perlu diketahui, kopi merupakan tanaman yang sangat sensitif terhadap keseimbangan pupuk yang diberikan.

Begitu pula dengan penghitungan dosis pemupukan perlu memperhatikan kondisi geografis dan macam-macam kopi yang ditanam. Dosis juga wajib disesuaikan dengan usia tanaman kopi tersebut. Semakin besar tanaman kopi maka membutuhkan dosis pemupukan yang lebih banyak. Di bawah ini tabel dosis pemberian pupuk pada kopi.

Umur (tahun) N (gram) P (gram) K (gram) Urea (gram) DS (gram) ZK (gram)


1
20
20
20
50
50
40
3
60
40
60
150
100
120
4
80
40
80
200
100
160
5-10
120
60
120
300
150
240
> 10
160
80
160
400
200
320


Keterangan :
Urea = 46% N
DS = 38% P
ZK = 50% K

Saat di awal musim penghujan, pemupukan dilakukan sebanyak setengah dosis N dan satu dosis P. Sedangkan ketika akhir musim penghujan jumlah pupuk yang diberikan setengah dosis N dan satu dosis K. Jadi kesimpulannya dalam setahun tanaman kopi akan memperoleh satu dosis N, satu dosis P, dan satu dosis K. Biasanya pupuk N akan terserap dalam waktu sebulan, sementara pupuk P dan K bisa bertahan selama 2 sampai 3 bulan.

Pemberian pupuk bisa berjalan efektif jika naungan di atas kopi minimal dan naungan di atas tanah maksimal. Pupuk sebaiknya diberikan setelah tanaman kopi dipangkas agar menghasilkan wiwilan yang lebih banyak. Selain itu, diperlukan juga perhatian terhadap permukaan tanah yang benar-benar rata.

Sebelum proses pemupukan tanaman kopi dimulai, cangkul terlebih dulu lahan di sekitar tanaman. Pupuk ditaburkan di area piringan/lingkaran di sekeliling batang kopi dengan dosis sesuai kebutuhan. Khusus untuk urea karena mudah sekali menguap, pupuk ini diberikan dengan membenamkannya ke dalam tanah.