Kopiku: Budidaya

Showing posts with label Budidaya. Show all posts
Showing posts with label Budidaya. Show all posts

Sunday, May 8, 2016

Ini Dia Kriteria Tanaman Kopi Siap Panen

Apa sajakah kriteria tanaman kopi yang telah siap panen? Jika pemeliharaannya dilakukan dengan baik dan benar, tanaman kopi robusta akan mulai berbuah setelah usianya mencapai 2,5 tahun. Sementara itu, tanaman kopi arabika akan menghasilkan buah saat berusia sekitar 2,5-3 tahun.

Selain karena faktor jenisnya, faktor iklim juga berpengaruh besar terhadap waktu panen kopi. Rata-rata tanaman kopi yang dibudiyakan di dataran rendah lebih cepat berbuah daripada tanaman-tanaman yang dipelihara di dataran tinggi.
kriteria-kopi-siap-panen.jpg

Pada umumnya, tanaman kopi akan menghasilkan buah dalam jumlah sedikit ketika masa panen yang pertama kali. Tingkat kapasitas panen ini bakal meningkat setiap tahunnya seiring dengan usia tanaman kopi tersebut. Puncak panen kopi terjadi pada rentang umur antara 7-9 tahun dengan kapasitas produksi mencapai 500-1.500 kg/ha/tahun. Sedangkan tanaman kopi yang dirawat secara intensif mampu menghasilkan buah hingga 2.000 kg/ha/tahun.

Buah kopi secara garis besar mulai masak pada bulan April/Mei dan berakhir di bulan September/Oktober. Penyebaran panen di daerah-daerah yang mempunyai kelembaban tinggi lebih merata dibandingkan dengan daerah kering. Itulah kenapa, masa panen kopi di daerah kering menjadi semakin lama.

Guna memperoleh hasil buah kopi yang berkualitas tinggi, pemanenan hanya dilakukan pada buah kopi yang sudah benar-benar matang. Salah satu tandanya ialah warna kulit buah kopi tadi sudah berubah menjadi merah merata. Bunga kopi robusta akan berkembang menjadi buah setelah berumur 8-11 bulan. Sedangkan waktu yang diperlukan oleh bunga kopi arabika untuk tumbuh menjadi buah berkisar antara 6-8 bulan.

Kopi arabika dan kopi liberika yang ditanam di daerah basah mampu menghasilkan buah secara terus-menerus. Dengan demikian proses pemanenan pun dapat dilakukan sepanjang tahun. Berbeda dengan tanaman kopi robusta yang dipelihara di daerah kering, tanaman ini akan menumbuhakn buah hanya pada musim-musim tertentu sehingga pemanenannya dikerjakan secara musiman.
Tingkat kematangan buah kopi ditandai dari perubahan pada warna kulit buahnya. Buah kopi mentah berwana hijau dan akan berubah menjadi kuning saat kondisinya mengkal. Kemudian warna kulit buah tersebut bakal berganti lagi menjadi merah ketika matang sempurna, lalu menjadi kehitam-hitaman apabila sudah over ripe (terlampau matang).

Kriteria lain yang juga menandakan tingkat kematangan buah kopi terletak pada tingkat kekerasan dan prosentase kandungan zat gula di dalam buah. Buah kopi yang masak memiliki daging buah yang bertekstru lunak, mempunyai lendir, dan agak berair. Kandungan zat gula yang terdapat di dalam buah kopi ini pun relatif tinggi sehingga terasa manis di lidah.

Sementara itu, tekstur daging yang dimiliki oleh buah kopi mentah cukup keras, tidak tebal, tidak mengandung lendir, dan tidak terasa manis sebab senyawa gula di dalamnya belum terbentuk secara maksimal. Sedangkan buah kopi yang terlalu masak (over ripe) mengandung sedikit lendir karena sebagian senyawa gula dan pectin di dalamnya telah terurai sebagai akibat dari proses respirasi secara alami.

Thursday, May 5, 2016

Nih Dia Proses Pengolahan Kopi secara Kering

Bagaimanakah proses pengolahan kopi secara kering dilaksanakan? Setelah buah kopi dipanen, buah tersebut kemudian diolah sesegera mungkin ke tahap selanjutnya yaitu tahap pengeringan. Jarak waktu maksimal antara proses pemetikan dan proses pengeringan adalah 8 jam. Buah kopi perlu dikeringkan untuk menjaga kestabilan rasa dan aroma yang dimilikinya.

Terdapat dua metode dalam pengeringan biji kopi antara lain metode basah dan metode kering. Metode basah dilakukan dengan memisahkan biji kopi dari daging dan kulitnya terlebih dahulu (pulping) sebelum dikeringkan. Sedangkan pada metode kering, buah kopi dikeringkan secara langsung tanpa melalui tahap pulping sebelumnya.

Pembuatan kopi secara kering mampu menghasilkan bubuk kopi yang memiliki body kuat, terasa floral, fruity, lebih pahit, dan mengandung acidity rendah. Keunggulan utama dari metode ini yaitu pengerjaannya sederhana dan biaya yang dibutuhkannya pun lebih rendah. Akan tetapi, kandungan gula dan protein yang tinggi pada buah kopi bisa menyebabkan bakteri dan jamur berkembang biak dengan cepat apabila selama proses pengeringannya tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup.
proses-pengolahan-kopi-kering.jpg
Untuk menghilangkan rasa penasaran Anda, simak langkah-langkah pengolahan kopi dengan metode kering sebagai berikut!

Langkah 1 : Penyortiran Buah Kopi
Buah-buah kopi yang telah dipetik dari kebun perlu dilakukan penyortiran terlebih dahulu untuk memisahkannya berdasarkan tingkat kematangan buah. Sebab jika tidak, pencampuran ini akan mempengaruhi rasa dan aroma akhir yang dihasilkannya. Penyortiran buah kopi juga bertujuan untuk membersihkan dari kotoran dan benda-benda asing seperti daun, kayu, batu, rumput, dan sebagainya.

Langkah 2 : Penjemuran Buah Kopi
Buah kopi yang telah dipilah-pilih kemudian dihamparkan di tempat terbuka yang telah diberikan alas berupa tikar bambu. Proses ini dikerjakan dengan menjemur buah kopi secara langsung (sun-dried process) selama kurang lebih 4 minggu. Parameter yang digunakan ialah tingkat kelembaban kopi, di mana buah kopi yang dianggap sudah kering akan memasuki proses pengolahan selanjutnya. Apabila kondisi cuaca sedang tidak menentu, Anda bisa menggunakan mesin pengering (mechanical drying machine).

Langkah 3 : Pengupasan Kulit Kopi
Buah kopi yang telah mengering akan langsung diproses ke tahapan berikutnya yakni huling. Pada dasarnya, huling adalah proses pengupasan kulit tanduk buah kopi. Proses ini biasanya dilakukan oleh pabrik pengupasan khusus (miling processing station). Jarang sekali petani yang mengerjakannya sendiri karena memakan biaya investasi yang cukup besar. Setelah kulit buahnya dikelupas, biji kopi harus disimpan di dalam karung selama 6-8 minggu untuk menyeragamkan citarasa dan aromanya.

Langkah 4 : Penyortiran Menurut Ukuran
Tahap sortasi biji kopi menurut ukurannya dilaksanakan memakai mesin ayakan. Tujuannya adalah untuk memisahkan biji-biji kopi tersebut sesuai dengan kualitas yang dimilikinya. Para ahli sepakat bahwa biji kopi yang berukuran paling besar mempunyai mutu yang paling baik.

Langkah 5 : Penyortiran Menurut Fisik
Penyortirtan biji kopi dilakukan sekali lagi untuk mengelompokkan biji kopi berdasarkan tingkat kecacatannya (sorting by defect). Kali ini tahap sortasi dilaksanakan secara manual oleh perkerja yang terampil dan teliti. Kopi yang bermutu tinggi adalah kopi yang berwujud sempurna dan tidak memiliki cacat (undefect beans). Sementara itu, biji kopi yang cacat (defect beans) disortir kembali menurut seberapa parah kecacatannya yang terbagi menjadi beberapa grade, di mana grade A merupakan biji kopi yang mempunyai cacat paling sedikit.

Tuesday, May 3, 2016

Intip Cara Menanam Kopi Coklat Yuk!

Bagaimana cara menanam kopi coklat? Kakao (Theobroma cacao L.) adalah pohon penghasil buah kakao yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan cokelat. Tumbuhan ini berasal dari Amerika Selatan dan sudah dibudiyakan di berbagai kawasan tropika karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Di Indonesia, tanaman kakao sering pula disebut kopi coklat.

Sebagai tumbuhan tahunan, ketinggian pohon kakao bisa mencapai hingga 10 meter. Namun untuk memudahkan pemanenan dan memperbanyak cabang yang produktif, para petani kakao biasanya mempertahankan ketinggian ideal sekitar 3-5 meter. Buah kakao berbentuk bulat memanjang dan warnanya akan berubah dari hijau menjadi ungu kekuningan apabila sudah masak.
cara-menanam-kopi-coklat.jpg
Yuk, intip langkah-langkah dalam pembudidayaan tanaman kakao ini!

Langkah 1 : Proses Pembibitan
Sebagai buah indukan, dipilih buah yang telah matang dan dalam kondisi sehat. Kemudian biji kakao diambil dari bagian tengah buah, lalu dibersihkan memakai abu gosok untuk menghilangkan lapisan daging buahnya. Proses pembuatan kecambah kakao dilakukan dengan memasukkan biji-biji tersebut ke dalam karung goni lantas ditempatkan ke dalam ruangan yang gelap. Selama pengecambahan berlangsung, biji kakao perlu disiram setiap 3 kali sehari.
Buat media tanam yang terdiri atas campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setelah itu, masukkan media tanam ini ke dalam polybag yang berukuran 30 x 20 cm dan berketebalan 0,8 cm. Kecambah-kecambah kakao selanjutnya ditanamkan ke dalam polybag tersebut. Rawat benih kakao ini di dalam polybag sampai usianya 4-5 bulan dengan tinggi 50 cm serta diameter batang 8 mm.

Langkah 2 : Proses Penanaman Bibit
Lahan yang akan ditanami bibit kakao harus sudah dicangkul dan diberi pupuk organik sesuai kebutuhan. Di sekeliling lahan juga sebaiknya ditanami pohon naungan yang berguna melindungi bibit kakao dari sengatan matahari dan curah hujan tinggi. Sedangkan pembudidayaan tanaman kakao dengan metode tumpangsari tidak memerlukan adanya pohon naungan.
Idealnya, bibit kakao dipindahkan dari polybag ke lahan setelah umurnya mencapai 6 bulan. Dianjurkan untuk memindahkan bibit kakao ini pada saat awal musim penghujan. Cek sekali lagi kelayakan lahan untuk ditanami tumbuhan kakao. Hindari memindahkan bibit yang sedang membentuk tunas baru.

Langkah 3 : Proses Pemeliharaan Tanaman
Proses pemeliharaan tanaman kakao meliputi penyiraman, pemupukan tanaman, dan pemangkasan. Penyiraman pohon kakao dikerjakan setiap 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan kapasitas 2-5 liter/tanaman. Untuk memberikan pupuk, perlu dibuat lubang di sekitar tanaman terlebih dahulu. Selanjutnya pupuk ditaburkan ke dalam lubang tersebut, kemudian ditutup lagi.
Pemangkasan tanaman kakao perlu dilakukan secara berkala untuk membentuk cabang-cabang baru yang seimbang demi mendukung pertumbuhan vegetatif. Selain tanaman kakao, pemangkasan juga perlu dilakukan pada semua pohon naungan yang tumbuh di sekitar lahan. Tujuannya agar cabang yang dimiliki pohon tersebut kian banyak dan batangnya pun dapat tumbuh semakin tinggi menjulang.

Sunday, April 24, 2016

Pedoman Teknik Budidaya Kopi secara Lengkap

Apakah Anda membutuhkan pedoman teknik budidaya kopi secara lengkap? Tanaman kopi adalah salah satu tumbuh-tumbuhan yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Pada dasarnya, pembudidayaan tanaman kopi dapat dilakukan melalui serangkaian tahapan yang saling berkesinambungan. Tak lupa, proses budidaya juga wajib dilaksanakan dengan berpedoman pada aspek K-3 yakni kuantitas, kualitas, dan kelestarian.
teknik-budidaya-kopi.jpg

Tahap 1 : Persiapan Lahan
Proses persiapan lahan pada tanah yang terletak di daerah pegunungan dilakukan dengan membuat terasering terlebih dahulu. Kemudian pastikan jumlah pohon pelindung sebanyak 1:4 hingga 1:8 dari jumlah tanaman kopi. Selanjutnya sebarkan pupuk kandang sebanyak 25-50 kg di lahan dan diamkan selama seminggu. Setelah itu, buat lubang tanam yang berukuran 60 x 60 cm atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 cm sampai 2,75 x 2,75 cm. Tahap persiapan lahan ini dikerjakan paling tidak 2 bulan sebelum proses penanaman dilaksanakan.

Tahap 2 : Pembibitan
Biji kopi yang akan dijadikan bibit harus berasal dari tanaman unggul yang telah diketahui mutu produksinya. Sebagai media persemaian, siapkan kotak atau bumbunan tanah yang diisi pasir dengan ketebalan 5 cm. Lalu pasang pelindung dari pelepah atau paranet di atas media tersebut dengan jumlah yang dikurangi secara bertahap setelah bibit kopi tumbuh. Bibit-bibit kopi ini lantas disiram secara rutin sesuai kondisi kelembaban pada media persemaian.

Biji kopi biasanya akan berkecambah kurang lebih selama sebulan setelah proses pembibitan dilakukan. Selanjutnya pada usia 2-3 bulan, bibit-bibit kopi ini perlu dipindahkan ke dalam polybag yang telah diisi tanah dan pupuk NPK dengan hati-hati agar tidak memutuskan sistem perakarannya. Pilih hanya bibit yang berkualitas bagus, sehat, dan normal. Bibit kopi ini telah siap ditanman di lahan terbuka apabila umurnya telah mencapai 7-9 bulan.

Tahap 3 : Penanaman
Untuk menanam bibit kopi, pertama-tama masukkan pupuk kandang dan tanah bagian atas dari polybag yang dipakai dalam pembibitan. Kedua, buka polybag secara hati-hati lalu masukkan bibit kopi ke dalam lubang tanam. Ketiga, timbun kembali lubang tanam dengan tanah di sekitarnya kemudian siram tanah secukupnya. Sebaiknya tahap penanaman bibit kopi ini dikerjakan pada saat musim hujan. Kalau perlu, pasang pagar pelindung yang mengelilingi bibit agar tidak diserang oleh hama maupun hewan ternak.

Tahap 4 : Pemeliharaan
Proses pemeliharaan tanaman kopi meliputi penyiraman dan pemupukan. Tanaman kopi perlu disiram secara berkala terutama pada waktu tanah dalam kondisi kering atau musim kemarau. Sedangkan pemupukan kopi dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam setahun yakni ketika awal dan akhir musim penghujan. Jenis dan dosis pupuk yang dipakai harus disesuaikan dengan jenis tanah atau saran dari kementrian pertanian di masing-masing daerah. Setelah pemupukan selesai dilakukan, usahakan untuk menyiram lahan supaya penyerapan pupuk oleh tanah dapat berlangsung lebih maksimal.

Tahap 5 : Pemangkasan
Pekerjaan pemangkasan pohon kopi dilaksanakan setelah masa panen telah usai. Tujuannya adalah untuk mengatur bentuk pertumbuhan tanaman kopi, mengurangi cabang tunas air/wiwilan, mengurangi penguapan, memaksimalkan pertumbuhan bunga, dan memperbaiki bagian tanaman yang mengalami kerusakan. Idealnya, tahap ini dikerjakan pada awal atau akhir musim penghujan setelah lahan ditaburi pupuk.

Tahap 6 : Pemberantasan Penyakit
Dilaporkan ada cukup banyak penyakit yang sering menjangkiti tanaman kopi. Di antaranya yaitu penyakit karat daun, penyakit jamur upas, penyakit akar hitam, penyakit akar cokelat, penyakit mati ujung, dan penyakit bercak cokelat. Jika pemberantasan menggunakan pestisida alami belum mampu mengatasi penyakit secara maksimal, maka bisa digunakan pestisida kimia sesuai gejala yang dianjurkan.

Tahap 7 : Pengolahan Hasil
Buah kopi yang telah dipetik wajib diproses maksimal selama 20 jam untuk mempertahankan kualitasnya. Proses pengolahan hasil ini meliputi tahapan pembersihan, penjemuran, penggorengan, dan penggilingan. Biji kopi yang telah menjadi bubuk kopi kemudian dimasukkan ke dalam kemasan untuk selanjutnya siap didistribusikan.

Saturday, April 23, 2016

Cara Pengeringan Biji Kopi yang Baik dan Benar

Bagaimana cara mengeringkan biji kopi yang baik dan benar? Pada dasarnya, pengeringan adalah proses pengeluaran air dari dalam biji kopi hingga menuju kadar air kesetimbangan dengan udara sekeliling sehingga mutu biji kopi tersebut dapat dihindarkan dari serangan aktivitas serangga, jamur, dan enzim. Proses ini dilakukan dengan mengambil atau menurunkan kadar air sampai batas tertentu sehingga laju kerusakan biji kopi akibat aktivitas biologis dan kimiawi bisa diperlambat hingga tiba waktunya untuk diolah atau diseduh. Biasanya metode pengeringan banyak memanfaatkan proses pemindahan panas melalui penguapan kandungan air dari permukaan biji kopi.

Pengeringan merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengawetkan biji kopi sehingga mempunyai waktu simpan yang lebih lama. Kegunaan lainnya dari metode ini ialah memperkecil berat dan volume biji kopi dibandingkan dengan kondisi awal sebelum proses pengeringan dilakukan. Jadi dengan mengeringkan biji kopi terlebih dahulu, secara tidak langsung juga dapat menghemat ruang penyimpanan.

Di dalam proses pengeringan biji kopi, tingkat keseimbangan kadar air akan sangat menentukan batas akhir dari tahapan tersebut. Seringkali suhu udara pada biji kopi dan kelembaban udara nisbi berpengaruh besar pada keseimbangan kadar air. Apabila jumlah molekul air yang akan diuapkan sama dengan jumlah molekul air yang diterima biji kopi, maka tingkat kekeringan pada biji kopi tersebut sudah seimbang sehingga penguapan air pun akan terhenti.

Laju pengeringan biji kopi dipengaruhi oleh perbedaan kadar air biji kopi dan kadar air kesetimbangan. Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan biji kopi, semakin cepat proses perpindahan panas yang terjadi dan semakin cepat pula penguapan pada biji kopi. Oleh sebab itu, buah kopi yang sudah dipetik harus sesegera mungkin dikeringkan agar tidak menjadi jenuh oleh uap air yang justru dapat memperlambat proses pengeringan.

Secara garis besar, biji kopi yang telah dicuci bersih mengandung air dengan kadar mencapai 55 persen. Melalui proses pengeringan dengan cara menguapkan kandungan air tersebut, maka diperoleh hasil berupa biji kopi yang mengandung kadar air berkisar antara 8-10 persen.
cara-pengeringan-biji-kopi.jpg
Terdapat tiga macam metode yang dapat dilaksanakan untuk mengeringkan biji kopi antara lain :

1. Pengeringan Secara Alami
Pengeringan biji kopi secara alami dikerjakan dengan menjemur biji-biji kopi di bawah terik matahari langsung. Metode ini biasanya diterapkan pada saat musim kemarau sehingga risiko biji tersiram hujan dapat diminimalisir. Sebaiknya biji kopi tadi dihamparkan di latai semen, anyaman bambu, atau tikar serta jangan pernah meletakkannya langsung di atas tanah sebab dapat mengotorinya. Kopi yang sudah dihamparkan dengan ketebalan maksimal 1,5 cm ini dijemur selama 10-14 hari tergantung kondisi cuaca. Pada saat proses penjemuran berlangsung, hamparan kopi tersebut perlu dibalikkan setiap 1-2 jam sekali supaya kering secara merata dengan menggunakan alat garuh kayu.

2. Pengeringan Secara Buatan
Proses pengeringan biji kopi secara buatan dikerjakan dengan menggunakan bantuan mesin pengering yang terdiri atas tromol besi yang memiliki dinding berlubang-lubang. Metode ini bisa dilakukan saat penjemuran tidak mungkin dilakukan karena cuaca sedang mendung atau hujan. Walaupun membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tetapi pengeringan dengan bantuan mesin ini bisa dilakukan dengan cepat, kurang lebih selama 18 jam saja. Tahap pertama yaitu memanaskan biji kopi dengan suhu 65-100 derajat celcius untuk menurunkan kadar air hingga 30 persen. Selanjutnya biji kopi perlu dikeringkan lagi pada tahap kedua yakni memanaskan biji kopi pada suhu 50-60 derajat celcius agar kadar air yang tersisa hanya sekitar 8-10 persen.

3. Pengeringan Secara Kombinasi
Disebut metode pengeringan kombinasi karena memadukan antara pengeringan alami dan pengeringan buatan. Mula-mula biji kopi dijemur di bawah terik matahari sampai kadar airnya tinggal 30 persen. Setelah itu, biji kopi dikeringkan sekali lagi memakai mesin pengering untuk menurunkan kadar air hingga 8-10 persen.

Monday, April 18, 2016

Metode Penanganan Pasca Panen Kopi

Penanganan pasca panen kopi meliputi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan setelah proses pemanenan buah kopi selesai dilaksanakan. Pekerjaan tersebut mencakup pembersihan dan penjemuran biji kopi hingga berbentuk coffee beans yang sudah terlepas dari daging buah, kulit tanduk, dan kulit ari sehingga siap untuk diperdagangkan.

Penanganan pasca panen kopi harus dikerjakan secara tepat agar kualitasnya terjaga dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Kritertia mutu biji kopi yang perlu diperhatikan tersebut mencakup faktor fisik, citarasa, kebersihan, keseragaman, dan konsistensi. Konon katanya rasa nikmat dari suatu biji kopi dipengaruhi oleh kebun 60%, roasting 30%, serta penyeduhan 10%. Yang menarik, dominasi rasa biji kopi oleh kebun terjadi pada saat proses panen buah kopi.
pasca-panen-kopi.jpg
Secara garis besar, terdapat dua macam teknik untuk menangani pasca panen kopi yaitu metode basah dan metode kering. Simak ulasan lengkap di bawah ini!

Pasca Panen Kopi dengan Metode Basah
Pada dasarnya, penanganan pasca panen kopi dengan metode basah dilakukan melalui tahap pengelupasan kulit dan penghilangan lendir sisa daging buah menggunakan air. Tahap selanjutnya biji-biji kopi yang sudah dalam kondisi bersih tersebut akan dijemur di bawah sinar matahari langsung.

Setelah buah dipetik dari tanaman kopi, semua buah ini direndam di air terlebih dahulu untuk menentukan kualitasnya. Buah kopi yang bermutu rendah akan tetap terapung di permukaan air. Jadi seluruh buah yang terapung ini harus disingkirkan agar tidak merusak mutu dari buah-buah kopi lainnya.

Setelah itu memasuki tahap pengupasan yaitu memisahkan kulit buah kopi dari biji. Hasil dari proses tadi berupa biji kopi yang masih diselimuti kulit tanduk dan berlendir. Oleh sebab itu, diperlukan teknik pembersihan biji kopi sekali lagi sehingga biji tersebut benar-benar layak.

Pada metode basah, dikenal dua teknik untuk membersihkan kulit tanduk dan lendir dari biji kopi. Pertama yakni teknik semi-washed, lapisan lendir yang masih menempel di kulit tanduk dibuang dengan cara memasukkan biji kopi ke karung selama 12-24 jam. Hasilnya berwujud biji kopi yang memiliki permukaan kesat, tidak licin, dan tidak berlendir. Biji tersebut lantas dibilas dengan air, kemudian dijemur. Metode basah dengan teknik semi-washed ini akan menciptakan biji kopi yang mempunyai rasa asam yang rendah dengan rasa body yang cukup kuat.

Kedua yaitu teknik fully-washed yang dilaksanakan dengan merendam biji di air selama 12 jam, di mana pada jam ke-6, air rendaman perlu diganti. Setelah direndam, biji kopi tersebut selanjutnya dibilas dengan sir bersih dan dijemur hingga kering. Karakter citarasa yang didapat dari metode basah dengan teknik fully-washed adalah biji kopi yang mempunyai rasa yang ringan dan mild.

Pasca Panen Kopi dengan Metode Kering
Dibandingkan dengan metode basah yang bisa dikerjakan oleh para petani pemula, pasca panen kopi dengan metode kering harus dilaksanakan oleh para petani yang sudah berpengalaman karena menyimpan risiko gagal rasa. Kopi yang mengalami gagl rasa tentu saja menyebabkan kualitasnya menurun drastis sehingga harganya pun sangat murah.

Secara prinsip, metode basah dilaksanakan dengan membersihkan buah kopi menjadi bij tanpa menggunakan air sedikit pun. Jadi setelah dipetik dari kebun, buah kopi tersebut akan langsung dijemur begitu saja dan tidak perlu menghilangkan kulit dan lendirnya. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan biji kopi yang memiliki citarasa dan aroma yang berbeda dan khas buah-buahan.
Ada dua macam teknik pada metode kering antara lain teknik honey-process dan teknik naturak-process. Pada teknik honey-process, buah kopi yang telah dipanen kemudian dikupas langsung. Berikutnya biji kopi yang dibungkus lendir tersebut dijemur hingga kering. Proses ini menghasilkan biji kopi yang bercitarasa sweet.

Sementara itu, buah kopi pada proses natural langsung dijemur sekulit-kulitnya tanpa melalui pengupasan. Tujuannya ialah agar muncul rasa lain selain asam dan pahit pada biji kopi tersebut. Misalnya saja rasa buah-buahan kopi yang cukup kuat.

Tuesday, April 12, 2016

Cara Membuat Pupuk Organik untuk Tanaman Kopi

Bagaimana cara membuat pupuk organik untuk tanaman kopi? Dibandingkan dengan pupuk kimiawi, pupuk organik dinilai memiliki manfaat yang baik untuk tanaman kopi. Pupuk organik mampu meningkatkan kandungan unsur hara dan senyawa organik bagi media tanam, menyuburkan tanah secara alami, meningkatkan kuantitas jasad renik di dalam tanah, mengendalikan berbagai jenis parasit yang berbahaya, meningkatkan produktivitas tanaman, serta memacu tingkat pertumbuhan buah kopi.

Pupuk organik terdiri atas dua macam yaitu pupuk kandang dan pupuk kompos. Pupuk kandang adalah pupuk yang terbuat dari kotoran hewan, sedangkan pupuk kompos terbuat dari dedaunan. Pupuk kandang ada yang berwujud cair dan padat.
pupuk-organik-tanaman-kopi.jpg
Di bawah ini panduan proses pembuatan pupuk organik untuk tanaman kopi dari kotoran kambing :

A. Pupuk Organik Cair dari Urin Kambing
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
  • 150 liter urin kambing
  • 1 liter tetes tebu
  • 10 liter air
  • 5 kg empon-empon (kunyit, laos, kunci, temulawak, temuireng, dan sebagainya)
  • Starter fermenter secukupnya, contohnya EM4

Langkah-langkah pembuatan :
  1. Tuangkan air ke dalam drum plastik, lalu tambahkan tetes tebu ke dalamnya. Kemudian masukkan pula starter fermenter seperlunya ke dalam larutan di atas. Jangan lupak aduk sampai komposisinya tercampur rata.
  2. Setelah pembuatan larutan di atas rampung, selanjutnya tuangkan ke dalam drum besar yang sudah terisi dengan urin kambing. Aduk-aduk sebentar kedua cairan ini hingga merata.
  3. Tumbuk empon-empon sampai halus. Setelah itu, masukkan ke dalam drum besar tadi.
  4. Aduk bahan-bahan yang ada di dalam drum besar selama kurang lebih 15 menit. Berikutnya tutuplah drum tersebut dengan rapat.
  5. Setiap hari, drum perlu dibuka dan bahan-bahan di dalamnya harus diaduk selama 15 menit terus-menerus. Tahap ini dilakukan selama 7 hari berturut-turut.
  6. Setelah 7 hari berlalu, pupuk belum boleh digunakan pada tanaman karena masih mengandung gas amonia yang berbahaya. Jadi Anda perlu membuang gas tersebut terlebih dahulu dengan metode penipisan.
  7. Caranya yaitu berikan tekanan pada drum berisi urin menggunakan pompa akuarium sehingga urin tadi mengalir ke talang plastik yang panjangnya mencapai 2 meter. Biarkan urin tersebut dijemur di bawah terik matahari langsung selama 3 jam.
  8. Kini pupuk organik cair pun telah siap untuk digunakan.

B. Pupuk Organik Padat dari Kotoran Kambing
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
  • 1 ton kotoran kambing
  • 200 kg kapur dolomit
  • 200 kg sekam padi/abu kayu/serbuk gergaji
  • 4 botol decomposer, contohnya EM4

Langkah-langkah pembuatan :
  1. Hancurkan terlebih dahulu kotoran kambing dengan memakai mesin khusus atau secara manual. Anda juga bisa menambahkan urea sebanyak 1 persen untuk menghancurkan kotoran kambing tersebut.
  2. Siapkan area khusus yang akan dipakai untuk tempat pembuatan pupuk padat. Pastikan tempat tersbut terhindar dari air dan hujan dengan memasang terpal di atasnya.
  3. Hamparkan kotoran kambing setebal 20-30 cm. Lalu taburkan kapur dolomit dan abu kayu di atasnya.
  4. Setelah itu, siapkan decomposer yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan sesuai saran pada kemasan. Kemudian siramkan cairan decomposer ini pada lapisan kotoran kambing secara merata hingga kadar air mencapai 40%.
  5. Buat lapisan berikutnya dengan prosedur yang sama seperti di atas. Jangan lupa untuk menyiraminya juga memakai cairan decomposer. Lakukan perkerjaan ini berulang-ulang hingga seluruh kotoran kambing habis.
  6. Tahap selanjutnya, lapisan-lapisan tadi kemudian dicangkul pada salah satu sisinya dengan gerakan yang searah. Hal ini lantas akan membentuk timbunan kotoran kambing yang baru di sebelahnya. Ulangi sekali lagi proses pencangkulan ini dengan arah gerakan yang berkebalikan.
  7. Berikutnya kotoran kambing ini lantas ditimbun, lalu ditutup rapat memakai terpal. Berikan penahan pada bagian pinggir terpal supaya tidak mudah terbuka saat dihembus angin.
  8. Setelah seminggu berlalu terpal kemudian dibuka dan diaduk-aduk, lalu ditutup kembali serta didiamkan selama 3 minggu. Barulah setelah itu pupuk organik padat ini sudah siap untuk dipakai.

Monday, April 4, 2016

Hama Pada Tanaman Kopi dan Cara Pengendaliannya

Apa sajakah hama yang menyerang tanaman kopi? Bagaimana pula cara pengendaliannya yang tepat? Dalam rangka memperoleh hasil yang maksimal dari budidaya kopi, pengendalian terhadap hama mutlak harus dikerjakan. Tanaman kopi yang bebas dari hama tentu memiliki tingkat pertumbuhan yang baik serta daya produktifitasnya pun tinggi.
hama-pada-tanaman-kopi.jpg
Setidaknya terdapat lima macam hama yang biasanya merusak tanaman-tanaman kopi, di antaranya :

1. Penggerek Buah
Hama penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei) atau dikenal juga sebagai hama BBK (Bubuk Buah Kopi) tergolong ke dalam keluarga Scolytdae di ordo Coleoptera. Hama ini suka menyerang tanaman kopi serta membuat sarang dan berkembang biak di dalamnya. Untuk sampai ke tumbuhan yang diserang, serangga ini biasanya masuk melalui ujung buah dan biji kopi, baik yang masih berada di pohon maupun yang sudah jatuh ke permukaan tanah.

Pengendalian hama BBK dapat dilakukan apabila intensitas serangannya melebihi 10 persen dengan menerapkan sanitasi kebun yakni mengatur naungan supaya lingkungan kebun tidak terlalu gelap. Bisa juga dengan memanfaatkan parasitoid Cephalonomia stephanodris dan jamur Beauveria basiana. Opsi lainnya adalah memilih bibit kopi yang dapat matang secara serempak misalnya USDA 762, BP 234, dan BP 409.

2. Kutu Dompolan
Kutu dompolan ialah sebutan lain dari kutu putih Planococcus citri. Untuk mengatasi hama ini, caranya bisa dilaksanakan dengan mengatur naungan sedemikian rupa sehingga area pertanaman tidak terlalu gelap. Di samping itu, pengendalian terhadap kutu dompolan juga dapat melalui metode kimia dengan menyemprotkan insektisida propoksur seperti poxindo 50 WP.

3. Kutu Hijau dan Kutu Coklat
Kutu hijau (Coccus viridis) dan kutu coklat (Saesetia coffeae) sama-sama merupakan hama yang sering pula merusak tanaman kopi. Teknik pengendalian terhadap kedua hama ini dapat dikerjakan dengan memelihara dan merawat tumbuhan-tumbuhan kopi secara intensif. Pemupukan juga perlu dilakukan dengan berimbang sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Sedangkan cara kimiawinya bisa memakai tepung Karbaril atau Sividol, serta memanfaatkan insektisida Anthio 330n EC.

4. Penggerek Cabang
Yang termasuk hama penggerek cabang pohon kopi yaitu Xylosandrus spp. Hama tersebut bisa ditangani dengan melakukan pembersihan kebun secara rutin sehingga rantai perkembangbiakannya akan terganggu. Metode pengendalian yang tepat di antaranya meliputi pemotongan cabang tanaman yang sudah terserang, pemangkasan terhadap cabang, dan pembakaran ranting-ranting tanaman kopi.

5. Penggerek Batang Merah
Zeuzera coffeae adalah organisme yang kerap ditemukan sebagai penggerek batang merah dari tumbuhan kopi. Secara efektif, pengendalian hama Zaeuzera coffeae ini bisa dilakukan dengan metode kimiawi dan biologis. Contohnya seperti memotong batang tanaman yang telah rusak dan membakarnya, serta menyemprotkan insektisida yang sesuai.

Monday, February 22, 2016

Budidaya Tanaman Kopi Ateng di Dataran Tinggi

Budidaya kopi ateng kini marak dilakukan oleh para petani di Indonesia. Pasalnya tanaman ini dinilai merupakan salah satu varietas yang unggulan. Terang saja karena kopi ateng mampu menghasilkan buah yang melimpah dalam waktu singkat dan ukuran pohonnya pun cukup pendek sehingga mempermudah dalam pemanenannya. Setelah memasuki masa produktif, buah kopi ateng bisa dipetik setiap 2 minggu sekali hingga usianya mencapai 10 tahun untuk kemudian diremajakan kembali.
budidaya-tanaman-kopi-ateng.jpg

Langkah 1 : Persiapan Lahan
Proses penyiapan lahan dikerjakan dengan mencangkul tanah sedemikian rupa untuk memperbaiki strukturnya. Berikan pula pupuk kandang yang telah matang pada lahan tersebut. Kemudian buatlah lubang penanaman yang berukuran 60 x 60 cm atau 75 x 75 cm dengan jarak penanaman yang berkisar 2 x 2 m hingga 2,5 x 2,5 m. Lubang tanam ini selanjutnya dibiarkan terbuka minimal selama 1 bulan.

Langkah 2 : Pembibitan Kopi
Bibit yang digunakan sebaiknya berasal dari pohon induk yang sudah diketahui kualitasnya dengan pasti. Pada lahan pembibitan, buatlah bedengan untuk keperluan persemaian. Selanjutnya berikan lapisan pasir di atas bedengan dengan ketebalan sekitar 5 cm. Bangun juga pelindung di atas bedengan memakai plastik atau pelepah.

Untuk merawat bibit kopi, siramlah bibit secara berkala dengan menyesuaikannya pada kondisi kelembaban tanah. Rata-rata bibit akan tumbuh menjadi kecambah setelah usianya mencapai 1 bulan. Kemudian bibit-bibit kopi yang berumur 2-3 bulan dan tumbuh sempurna dipindahkan ke polybag secara hati-hati supaya akarnya tidak putus. Tambahkan pula pupuk NPK sebagai pupuk dasar sampai usia tanaman kopi mencapai 12 bulan.

Langkah 3 : Penanaman Kopi
Pada saat proses penanaman kopi, mulailah dengan memasukkan pupuk kandang ke dalam lahan penanaman. Paling baik proses penanaman bibit kopi dilaksanakan ketika musim penghujan. Setelah bibit ditanam, lakukan penyiraman tanah seperlunya. Jika lahan terletak di area peternakan, disarankan untuk memasangi pagar kawat untuk mencegah terjadinya kerusakan.

Langkah 4 : Penyulaman Kopi
Langkah penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman-tanaman kopi yang mati, rusak, atau kerdil menggunakan tanaman baru yang sehat. Dengan mengerjakan hal ini, produktifitas budidaya pun akan tetap terjaga.

Langkah 5 : Pemangkasan Kopi
Pemangkasan tanaman kopi ateng harus rutin dikerjakan setiap kali masa panen untuk menjaga produktifitasnya. Pemangkasan juga bertujuan untuk mengatur bentuk pertumbuhan pohon kopi, mengurangi cabang tunas air, dan mengurangi penguapan. Selain itu, proses pemangkasan juga dimaksudkan untuk memicu pertumbuhan bunga dan memperbaiki bagian tanaman yang rusak. Pemangkasan tambahan juga sesekali perlu dilaksanakan setiap awal dan akhir musim penghujan setelah proses pemupukan berkala.

Monday, December 14, 2015

Cara Meningkatkan Produktivitas Tanaman Kopi

Bagaimana cara meningkatkan produktivitas tanaman kopi? Indonesia dikenal sebagai penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Mengingat komoditi di sektor pertanian ini begitu tinggi, maka akan menarik jika kapasitas panen buah kopi di Indonesia bisa meningkat drastis.
tanaman-kopi.jpg

Saat ini, tercatat produksi biji kopi di Indonesia menguasai 6,7 persen dari pasar dunia atau sekitar 748 ribu ton. Dari kapasitas tersebut, tingkat produksi kopi robusta mencapai 80,4 persen atau sekitar 601 ribu ton sedangkan tingkat produksi kopi arabika mencapai 19,6 persen atau sekitar 147 ribu ton. Sementara itu, total luas perkebunan kopi yang tersebar di Nusantara mencapai lebih dari 1,5 juta hektar.

Sedikitnya terdapat 3 (tiga) metode yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas budidaya tanaman kopi di Indonesia, antara lain :

1. Intensifikasi Tanaman Kopi
Intensifikasi berarti meningkatkan pemeliharaan dan perawatan terhadap tanaman kopi yang dibudidayakan. Pohon-pohon kopi yang mendapatkan perlakukan secara intensif diharapkan dapat tumbuh dengan optimal dan menghasilkan buah yang lebih banyak. Perlakuan-perlakuan tersebut meliputi pemupukan memakai pupuk yang seimbang serta pemberantasan hama dan penyakit dengan efektif. Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan sedemikian rupa untuk mendukung produktivas dari tanaman budidaya.

2. Rehabilitasi Tanaman Kopi
Rehabilitasi berarti perbaikan tingkat produktivitas tanaman kopi dari yang semula rendah diubah ke minimal menjadi normal kembali. Dalam pengerjaannya, tanaman kopi dapat dipangkas mulai dari bagian cabang sampai dengan batang. Bisa juga dengan melakukan penyambungan terhadap lorong tanaman kopi.

3. Peremajaan Tanaman Kopi
Peningkatan terhadap hasil panen tanaman kopi bisa dikerjakan pula melalui penggantian tanaman dengan bibit baru. Seiring makin menuanya tanaman kopi, tumbuhan ini semakin tidak produktif lagi. Tanaman kopi yang berusia tua juga lebih rentan terkena serangan hama dan penyakit. Alhasil tingkat produktivitas kopi pun rendah sekali. Untuk mengatasinya, menghilangkan tumbuhan kopi lama dan menanam tumbuhan kopi yang baru bisa menjadi solusi yang paling tepat.

4. Memilih Varietas Tanaman Kopi Unggulan
Hingga kini, bibit kopi dari varietas unggulan terbukti memiliki tingkat produktivitas yang jauh lebih tinggi meski harganya lebih mahal. Bandingkan dengan bibit kopi murahan yang terkadang kualitasnya belum jelas. Selalu pilih bibit kopi unggulan agar investasi yang Anda miliki lebih terjamin.

Friday, November 20, 2015

Pembibitan Tanaman Kopi dari Biji, Begini Caranya!

Pembibitan Tanaman Kopi dari Biji, Begini Caranya!

Tanaman kopi berkembang biak secara generatif melalui biji. Jadi kualitas biji berpengaruh besar terhadap keberhasilan budidaya kopi yang Anda lakukan. Biji kopi yang baik berasal dari tanaman dengan sifat dan karakteristik yang jelas serta sudah diketahui dengan pasti.

Pembibitan kopi melalui biji mempunyai beberapa kelebihan antara lain prosesnya gampang dilakukan, tidak begitu rumit, dan hasil benihnya mudah didistribusikan. Sedangkan kekurangan-kekurangannya yaitu prosesnya lama dan hasil benihnya tidak seragam. Meskipun begitu, tanaman kopi yang dihasilkan dari biji mempunyai sistem perakaran yang kokoh.
pembibitan-tanaman-kopi-dari-biji.jpg

Pemilihan Tanaman Kopi Indukan
Kualitas biji kopi membawat sifat tanaman indukannya. Itu sebabnya pilih tanaman induk yang sehat, unggulan, serta bandel terhadap hama dan penyakit. Petik buah-buah kopi yang matang dan berwarna merah merata. Kemudian sortir untuk mengambil buah-buah yang sehat, normal, dan mulus.

Penyeleksian Buah Kopi
Budidaya dikatakan efektif jika tanaman tumbuh serempak. Untuk mewujudkan hal ini, Anda membutuhkan buah-buah kopi yang memiliki berat dan ukuran sama. Penyortiran buah kopi berdasarkan beratnya dapat dilakukan dengan merendam buah-buah tersebut di dalam air dan mengambil buah yang tenggelam.

Pemisahan Biji Kopi dari Kulit
Setelah buah-buah kopi yang layak tanam terkumpul, masukkan semua buah tersebut ke dalam karung lalu diinjak-injak supaya kulit buahnya terkelupas. Sementara untuk menghilangkan lapisan lendir yang menyelimuti biji, Anda bisa menggosoknya dengan abu. Setelah dicuci bersih, seluruh biji kopi ini lantas diangin-anginkan selama 1-2 hari. Kemudian rendam di dalam fungisida selama 5 menit agar biji kopi lebih tahan terhadap serangan jamur. Kini biji kopi tersebut sudah siap untuk dikecambahkan.

Pengecambahan Biji Kopi
Siapkan tempat pengecambahan yang teduh lalu buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang menyesuaikan lahan. Agar struktur tanahnya lebih remah, taburkan pasir ayak secara merata ke seluruh lahan pembibitan. Jangan lupa lahan juga perlu disiram fungisida atau ditaburi furadan untuk mencegah tumbuhnya jamur.

Biji-biji kopi kemudian ditanam di bedengan dengan lubang penanaman 0,5-1 cm dan berjarak 3 x 5 cm. Posisikan bagian punggung biji kopi menghadap ke atas sehingga tunas lebih mudah keluar. Setelah itu, tutup bedengan menggunakan jerami atau ilalang untuk menjaga tingkat kelembaban tanah.

Perawatan Bibit Kopi
Waktu yang dibutuhkan oleh biji kopi untuk berubah menjadi bibit adalah 3-4 minggu di dataran rendah dan 4-8 minggu di dataran tinggi. Perawatan yang harus dikerjakan selama proses ini cukup menyiramnya secara teratur sebanyak 2 kali sehari. Pemindahan bibit baru boleh dilaksanakan setelah bibit kopi berada dalam fase kepelan yang ditandai dari munculnya 2 helai daun tanaman.

Pemindahan Bibit Kopi ke Polybag
Siapkan polybag yang berisi media tanam berupa campuran tanah berhumus, pupuk kompos, dan pasir ayak dengan perbandingan 1:2:1. Ambil bibit kopi dari bedengan dengan cara mencungkil berikut lapisan tanahnya lalu tanamkan ke polybag tadi. Jangan pernah mencabut bibit kopi karena akan merusak sistem perakarannya dan membuatnya mati. Bibit kopi yang memiliki batang dan akar tidak lurus sebaiknya dibuang karena akan tumbuh kerdil.

Perawatan bibit kopi di dalam polybag dilakukan dengan menyiramnya secara teratur sesuai kondisi kelembaban media tanam. Pemupukan susulan dilakukan pada bulan ketiga dan bulan kelima. Bibit tersebut bisa ditanam di kebun terbuka setelah usianya mencapai 8-9 bulan. Proses penanaman bibit kopi di kebun sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 9 pagi.

Thursday, November 19, 2015

Lengkap! Morfologi Batang Tanaman Kopi

Lengkap! Morfologi Batang Tanaman Kopi

Tanaman kopi merupakan tumbuhan menahun (Parennial) dan berbiji belah (Dicotyledoneae). Hal ini menandakan bahwa kopi memiliki batang yang besar di bagian pangkal dan mengecil ke bagian ujung yang paling atas. Tanaman ini juga mempunyai batang melintang yang berbentuk bundar (teres). Pada permukaan batang tanaman bisa ditemukan bagian kulit yang mati akibat sifat lepasnya kerak.

Tanaman kopi tumbuh secara tegak lurus ke atas. Di seluruh permukaan batangnya terdapat ruas-ruas atau buku-buku. Ruas-ruas ini muncul setiap pertumbuhan kuncup baru pada batang dan cabang. Susunan ruas-ruas ini pun cukup rumit.
morfologi-batang-kopi.jpg

Cabang-cabang pertumbuhan tunas baru yang tumbuh dari batang dinamakan tunas/cabang air atau wiwilan. Setiap tanaman kopi memiliki cabang dengan jumlah tertentu. Jika tidak dilakukan pemangkasan tanaman kopi secara berkala, batang kopi bisa mencapai ketinggian lebih dari 15 meter.
Sistem percabangan yang dimiliki oleh tanaman kopi agak berbeda dengan tanaman-tanaman lainnya. Tumbuhan bernama latin Coffea sp. ini mempunyai beberapa ragam cabang dengan karakteristik yang cukup unik. Setidaknya terdapa tujuh macam cabang yang dimiliki oleh tanaman kopi.

1. Cabang Reproduksi
Cabang reproduksi sering disebut juga sebagai wiwilan. Ciri-ciri cabang ini yaitu tumbuh secara tegak lurus. Cabang reproduksi tumbuh dari tunas reproduksi yang terletak di ketiak daun pada batang utama dan cabang primer, di mana setiap ketiak daun sanggup menghasilkan 4-5 tunas reproduksi. Karena memiliki sifat yang sama seperti batang utama, cabang reproduksi bisa menggantikan peran batang utama jika sewaktu-waktu mati.

2. Cabang Primer
Cabang primer dikenal pula dengan cabang plagiotrop. Pertumbuhan cabang ini dari batang utama dan cabang reproduksi. Setiap ketiak daun tanaman kopi mempunyai tunas primer berjumlah satu. Ciri-ciri cabang primer antara lain tumbuh secara mendatar dan kekuatannya lemah. Adapun fungsi cabang ini yaitu sebagai tempat penghasil bunga kopi.

3. Cabang Sekunder
Cabang sekunder juga berguna untuk menghasilkan bunga. Pada tanaman kopi, cabang ini tumbuh dari cabang primer. Artinya tunas yang dihasilkan oleh cabang primer dinamakan tunas sekunder.

4. Cabang Kipas
Pada tanaman kopi yang berumur tua kerapkali dijumpai cabang kipas. Cabang ini merupakan sejenis cabang reproduksi yang berkembang di cabang primer. Biasanya cabang kipas tumbuh di ujung batang dengan tingkat pertumbuhan yang cepat sekali.

5. Cabang Pecut
Cabang pecut ialah ragam lain dari cabang kipas. Cabang ini muncul jika cabang kipas tidak dapat membentuk cabang primer. Kendati demikian, cabang kipas tersebut mempunyai kekuatan yang cukup kokoh.

6. Cabang Balik
Cabang balik memiliki sifat dan fungsi yang sama seperti cabang reproduksi. Perbedaaanya cabang ini tumbuh secara tidak normal. Cabang balik biasanya keluar dari cabang primer dengan arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.

7. Cabang Air
Cabang reproduksi yang mempunyai tingkat pertumbuhan sangat pesat disebut cabang air. Karakteristik dari cabang ini adalah ruas-ruasnya berukuran panjang, lunak, dan mengandung banyak air. Umumnya cabang ini berasal dari kuncup tidur atau kuncup liar.

Tuesday, November 17, 2015

8 Tujuan Pemangkasan Tanaman Kopi

8 Tujuan Pemangkasan Tanaman Kopi

Apakah tujuan dan manfaat dari pemangkasan tanaman kopi? Pemangkasan tanaman kopi dilakukan dengan memotong beberapa bagian tanaman yang diperlukan. Bagian-bagian tersebut meliputi batang, cabang, ranting, atau daun tergantung maksud dan tujuannya.
Terdapat dua macam pemangkasan yaitu pemangkasan produksi dan pemangkasan rejuvinasi. Pemangkasan produksi bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tanaman. Sedangkan pemangkasan rejuvinasi bermaksud untuk meremajakan tanaman kopi.
tujuan-pemangkasan-tanaman-kopi.jpg

Sebelum mulai memangkas tanaman kopi, area di sekeliling tanaman perlu ditutupi jerami terlebih dahulu untuk mencegah tumbuhnya gulma. Kemudian cabang ke sepuluh dan seterusnya memakai gunting pemangkas. Untuk mengurangi risiko infeksi hama dan penyakit, pemangkasan sebaiknya dikerjakan setelah pukul 9 pagi.

Lantas apa sih tujuan dari pemangkasan tanaman kopi tersebut? Berikut ini ulasan manfaat-manfaatnya yang dapat dipetik!
  1. Membentuk tajuk pohon untuk memperbanyak jumlah cabang tanaman. Semakin banyak cabang yang dimiliki tanaman maka semakin banyak pula bunga dan buah yang mampu dihasilkan.
  2. Mengembalikan produktifitas tanaman dalam memproduksi buah-buah kopi. Di mana bagian-bagian tanaman yang sudah tidak produktif, tidak normal, dan tidak sehat akan disingkirkan.
  3. Meremajakan bagian tanaman yang sudah dipangkas. Tanaman yang sudah cukup tua biasanya lebih rentan terserang hama dan penyakit.
  4. Mengontrol ketinggian tanaman sehingga memudahkan dalam pemanenan buah kopi. Ketinggian tanaman kopi umumnya sekitar 1,5-2 meter.
  5. Mengoptimalkan penerimaan cahaya matahari. Dengan dipangkasnya bagian-bagian tanaman tertentu, kebun lebih renggang sehingga cahaya menjadi tidak terhalang.
  6. Memperlancar aliran udara dalam rangka penyerbukan bunga secara alami. Selain memperbaiki sirkulasi cahaya, pemangkasan juga berguna untuk memperbaiki sirkulasi udara di kebun kopi.
  7. Mengatur tata letak tanaman sesuai dengan perancangan awal. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemantauan dan perawatan kopi.
  8. Mencegah penyebaran hama dan penyakit. Kebun yang terlalu rimbun biasanya kerap dijadikan sebagai sarang hama dan penyakit yang berbahaya bagi tanaman kopi budidaya.

Monday, November 16, 2015

Prosedur Panen Buah Kopi yang Benar

Prosedur Panen Buah Kopi yang Benar

Budidaya tanaman kopi bertujuan untuk mendapatkan buah-buah kopi bermutu tinggi. Nantinya buah kopi tersebut diolah sedemikian rupa untuk diambil bagian bijinya saja. Biji kopi merupakan cikal bakal dari bubuk kopi yang biasanya dibuat minuman bernilai mahal.

Secara garis besar tanaman kopi akan mulai menghasilkan buah ketika umurnya 2,5 tahun untuk kopi robusta dan 2,5-3 tahun untuk jenis tanaman kopi arabika. Kebanyakan tanaman kopi yang dibudidayakan di dataran rendah mampu menghasilkan buah lebih cepat daripada tanaman-tanaman yang dipelihara di dataran tinggi. Jumlah buah kopi yang dihasilkan per tanaman terus meningkat seiring bertambahnya umur dan akan mencapai puncaknya pada usia 7-9 tahun.
prosedur-panen-buah-kopi.jpg
Buah Kopi

Buah kopi yang layak dipanen adalah buah-buah yang telah matang. Ciri-cirinya yaitu memiliki kulit berwarna merah merata, aromanya semerbak khas kopi, serta teksturnya tebal dan empuk. Cara memanen buah kopi yang telah matang tersebut ialah dengan dipetik satu per satu lalu dikumpulkan ke dalam karung.

Karena bunga kopi tumbuh tidak serempak, maka panen buah kopi pun dikerjakan secara bertahap. Kopi yang ditanam di lahan basah umumnya bisa dipanen sepanjang tahun. Tetapi kopi yang dipelihara di lahan kering hanya akan berbuah di musim tertentu sehingga pemanenannya pun musiman. Di Indonesia khususnya, musim panen kopi biasanya terjadi sejak bulan Mei/Juni sampai dengan bulan Agustus/September.

Adapun tahap-tahap panen buah kopi adalah sebagai berikut :
  1. Panen awal dilakukan pada bulan Februari/Maret yang bertujuan untuk mengambil buah-buah kopi berkualitas buruk. Tahap ini juga sekaligus bermaksud untuk membasmi bibit hama dan penyakit yang kemungkinan berada di buah kopi. Buah-buah kopi yang telah terkumpul harus langsung direbus dan dijemur sampai mengering sempurna.
  2. Panen raya dilakukan pada bulan Mei/Juni sampai dengan Agustus/September. Panen raya bertujuan untuk mengumpulkan buah-buah kopi yang telah matang dan berkualitas bagus. Frekuensi pemetikan buah kopi yang ideal berkisar antara 10-14 hari. Agar mutunya terjaga, hasil panen perlu disortir terlebih dahulu sebelum diolah.
  3. Panen akhir dilakukan selepas panen raya selesai. Caranya adalah dengan memetik buah-buah kopi yang tersisa di tanaman, baik itu yang berwarna merah maupun hijau. Buah-buah kopi yang berjatuhan di atas tanah juga sebaiknya turut dikumpulkan supaya tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Panen buah kopi harus dikerjakan sesuai dengan prosedur yang tepat. Bukan tidak mungkin pemanenan yang sembarangan dapat menurunkan kualitas biji bahkan merusak tanaman kopi itu sendiri. Buah-buah kopi yang dipetik juga harus sesegera mungkin dibawa ke tempat pengolahan untuk diproses ke tahap berikutnya.

Sunday, November 15, 2015

Hal-hal Terkait Pemeliharaan Tanaman Kopi

Hal-hal Terkait Pemeliharaan Tanaman Kopi

Tanaman kopi merupakan tumbuh-tumbuhan penghasil biji kopi yang dapat diolah menjadi serbuk minuman. Biji-biji kopi yang digunakan berasal dari kebun budidaya melalui pemeliharaan secara intensif. Kopi robusta dan kopi arabika adalah dua spesies kopi yang paling banyak dibudidayakan saat ini.
pemeliharaan-tanaman-kopi.jpg
Tanaman Kopi

Dari serangkaian langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membudidayakan kopi, tahap pemeliharaan termasuk salah satu langkah yang penting diperhatikan. Pasalnya, pemeliharaan tanaman yang benar dapat mendorong keberhasilan budidaya dengan menghasilkan tanaman-tanaman kopi produktif yang bisa membuahkan biji kopi bermutu tinggi. Aspek pemeliharaan ini terkait dengan pembersihan gulma, penanaman pohon pelindung, pemberian pupuk, dan pemangkasan tanaman kopi.

Pembersihan Gulma
Pembersihan gulma dilakukan dengan menyiangi gulma-gulma yang tumbuh di sekitar kebun budidaya. Gulma sendiri merupakan tanaman-tanaman selain kopi yang tumbuh di kebun kopi. Gulma perlu dihilangkan agar penyerapan air dan nutrisi oleh tanaman kopi lebih optimal. Pembersihan gulma dikerjakan setiap dua kali dalam setahun bersamaan dengan penggemburan tanah agar lebih efektif.

Penanaman Pohon Pelindung
Sesuai namanya, pohon pelindung adalah pepohonan yang digunakan untuk melindungi kopi dari angin kencang, curah hujan, serta hama dan penyakit. Pohon pelindung juga berguna sebagai naungan untuk mengontrol pertumbuhan buah kopi. Beberapa tumbuhan yang sering digunakan sebagai pohon pelindung kopi di antaranya pohon sengon, pohon lamtoro, dan pohon dadap.

Pohon pelindung hendaknya sudah ditanam sejak 1-2 tahun sebelum proses penanaman bibit kopi dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar tinggi percabangan pohon pelindung berukuran dua kali dari tinggi tanaman kopi. Pemangkasan pohon pelindung dilakukan setiap setahun sekali yakni pada musim penghujan sehingga tingginya tetap terkontrol dengan perbandingan 1:2 atau 1:4.

Pemberian Pupuk
Pupuk diberikan ke tanaman kopi setiap dua kali dalam setahun yaitu pada awal dan akhir musim penghujan. Proses pemupukan tanaman kopi ini wajib dikerjakan dengan prosedur yang tepat sehingga manfaat pupuk tetap terpenuhi.

Pemangkasan Tanaman Kopi
Terdapat dua bentuk pemangkasan kopi yaitu pemangkasan produksi dan pemangkasan rejuvinasi. Pemangkasan produksi bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tanaman. Sedangkan pemangkasan rejuvinasi bermaksud untuk meremajakan tanaman kopi.

Pemangkasan produksi dilakukan dengan memangkas cabang-cabang tanaman yang tidak perlu, berumur tua, berpenyakit, dan abnormal. Sementara itu, pemangkasan rejuvinasi dikerjakan pada batang utama setinggi 50 cm. Baik pemangkasan produksi maupun pemangkasan rejuvinasi dilakukan pada musim penghujan atau menjelang musim penghujan.

Thursday, November 12, 2015

Tipe-tipe Penyerbukan Bunga Tanaman Kopi

Tipe-tipe Penyerbukan Bunga Tanaman Kopi

Penyerbukan ialah peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik suatu bunga. Pada tanaman kopi, penyerbukan bunga terjadi secara alami baik dengan bantuan serangga (zoidiogami), air (hidrogami), maupun angin (anemogami). Lantas pertanyaannya, apakah tipe penyerbukan pada tanaman kopi?
tipe-penyerbukan-bunga-kopi.jpg
Bunga Kopi

Bunga ini dapat mengeluarkan aroma wangi yang semerbak. Bunga-bunga ini tumbuh di ketiak daun tanaman, di mana setiap ketiak daun yang sudah pernah menghasilkan bunga tidak akan berbunga lagi. Namun karena cabang primer terus mengalami pertumbuhan dan membentuk daun baru, maka bunga pun dapat terus dihasilkan oleh tanaman kopi.

Tanamanan kopi yang dipelihara dengan tepat sanggup menghasilkan puluhan bunga sekaligus pada suatu musim. Bunga ini tersebar di beberapa ketiak daun yang masing-masing terdiri atas 8-18 kuntum bunga. Jadi dalam setiap buku tanaman dapat dihasilkan 16-36 kuntum bunga kopi.
Bunga kopi berukuran 1-3 cm dengan mahkota berwarna putih dan kelopak berkelir putih kehijauan. Jumlah benang sarinya rata-rata mencapai 5-7 tangkai dan berukuran relatif pendek. Sedangkan pangkal bunga kopi menutupi bakal buah yang berisi dua bakal biji.

Ketika usia bunga sudah cukup dewasa, secara alami bagian mahkota dan kelopak bunga tersebut lambat-laun akan membuka. Kemudian terjadilah peristiwa penyerbukan, di mana tepung sari jatuh ke putik, yang dibantu oleh serangga, air, atau angin. Setelah proses penyerbukan ini berhasil, mahkota bunga akan mengering dan berguguran. Selanjutnya bakal buah pun akan tumbuh menjadi buah kopi yang berwarna hijau dan semakin membesar. Seiring berjalannya waktu, buah kopi akan matang yang ditandai dengan perubahan warna menjadi kuning ke merah pekat.

Pada umumnya, tanaman kopi akan berbunga di saat awal musim kemarau. Waktu rata-rata yang dibutuhkan bunga kopi untuk berkembang menjadi buah berkisar antara 6-11 bulan, di mana bunga kopi robusta membutuhkan 8-11 bulan dan bunga kopi arabika memerlukan 6-8 bulan. Dengan demikian, bunga kopi tersebut sudah berubah menjadi buah-buah kopi siap panen di saat akhir musim kemarau.

Terdapat dua macam tipe penyerbukan bunga pada tanaman kopi yaitu self steril dan self fertil. Yang dimaksud tipe penyerbukan self steril adalah penyerbukan yang terjadi secara silang, di mana tepung sari berasal dari tanaman lain. Sedangkan penyerbukan tipe self fertil merupakan penyerbukan secara mandiri tanpa pengaruh tanaman lain.

Tanaman-tanaman kopi yang mempunyai bunga tipe self fertil bisa ditanaman sendiri karena sanggup menghasilkan buah dengan melakukan penyerbukan secara mandiri. Sebaliknya, tanaman-tanaman kopi yang menghasilkan buah tipe self steril harus ditanam bersamaan dengan jenis tanaman kopi lainnya agar mampu memproduksi buah kopi.

Monday, November 2, 2015

Pengolahan Limbah Kulit Kopi sebagai Pakan Ternak

Pengolahan Limbah Kulit Kopi sebagai Pakan Ternak

Kulit kopi seringkali dianggap sebagai limbah dari budidaya kopi yang tidak bermanfaat sehingga kerap dibiarkan lapuk percuma atau dibakar begitu saja. Padahal kulit dari buah tanaman kopi ini berpotensi besar untuk diolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis. Contohnya adalah pengolahan limbah kulit kopi sebagai pakan ternak.

Kulit kopi dianggap sebagai bahan yang bagus untuk pakan hewan ternak lantaran mengandung serat yang tinggi sekitar 33-45 persen. Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam kulit kopi juga cukup memadai di antaranya protein kasar 10,4 persen, lemak kasar 2,13 persen, serat kasar 17,2 persen (termasuk lignin), abu 7,34 persen, kalsium 0,48 persen, posfor 0,04 persen, dan energi metabolis 14,34 MJ/kg atau 3.356 kkal per kg. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kulit kopi layak dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Namun karena kulit kopi ini memiliki serat kasar yang tinggi, hal ini mengakibatkan tingkat kecernaannya rendah. Sehingga nutrisi yang terkandung di kulit kopi pun tidak dapat terserap maksimal oleh hewan-hewan ternak. Penelitian oleh Bressani (1979) juga mengemukakan bahwa kulit kopi mengandung antinutrisi berupa senyawa kafein 1,3 persen dan tanin 8,5 persen.
pengolahan-limbah-kulit-kopi-sebagai-pakan-ternak.jpg
Kulit Kopi

Guna meningkatkan nilai kecernaan dan kandungan nutrisi kulit kopi, solusinya yaitu proses amoniasi kulit kopi. Proses ini bahkan juga diklaim dapat meningkatkan kadar protein dan menghilangkan aflatoksin pada kulit kopi. Dengan demikian berarti proses amoniasi bisa menjadikan kulit kopi semakin bagus digunakan untuk pakan hewan-hewan ternak.
Berikut ini panduan tentang bagaimana mengolah kulit kopi menjadi pakan ternak yang mengandung nutrisi dan serat tinggi!

Alat dan Bahan
  • Kulit kopi
  • Pupuk urea
  • Air
  • Timbangan
  • Gelas ukur
  • Terpal
  • Kantong plastik
  • Ember
  • Pengaduk
Langkah-langkah :
  1. Masukkan pupuk urea ke dalam ember lalu tambahkan air secukupnya. Aduk supaya kedua bahan ini tercampur rata.
  2. Hamparkan kulit kopi di atas terpal. Kemudian siramkan cairan urea ke kulit kopi tersebut sampai seluruh bagiannya basah.
  3. Setelah itu masukkan kulit kopi ke dalam kantong plastik hingga padat, lalu ikat dengan kuat. Ulangi langkah ini sampai semua kulit kopi terbungkus di dalam kantong plastik.
  4. Simpan plastik-plastik berisi kulit kopi di tempat yang kering. Proses amoniasi memakan waktu hingga 4 minggu.
  5. Setelah 4 minggu berlalu, kulit-kulit kopi perlu dijemur dahulu selama 1-2 hari agar bau menyengatnya hilang. Kini Anda pun sudah dapat memanfaatkan kulit kopi ini sebagai pakan ternak.
Dari hasil uji laboratorium, kandungan nutrisi dan tingkat kecernaan pada kulit kopi yang sudah melalui proses pemeraman ini mengalami peningkatan. Di antaranya VFA dari 102 mM menjadi 143 mM, NH3 dari 4,8 mM menjadi 12,04 mM, tingkat kecernaan dari rata-rata 40 persen menjadi 50 persen, serta protein dari 10,4 persen menjadi 17,88 persen.

Monday, October 26, 2015

3 Tips Pemeliharaan Tanaman Kopi Arabika biar Subur

3 Tips Pemeliharaan Tanaman Kopi Arabika biar Subur

Bagaimanakah tips pemeliharaan tanaman kopi arabika biar tumbuh subur? Kopi arabika (Coffea arabica) merupakan salah satu spesies kopi yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kopi arabika dikenal memiliki citarasa yang khas dan nikmat. Jadi tak mengherankan jika harga kopi arabika yang sudah siap seduh dibandrol di kisaran Rp150 ribu - Rp200 ribu per kg.
perawatan-tanaman-kopi-arabika.jpg
Kopi Arabika

Kali pertama kopi arabika diklasifikasikan oleh seorang ilmuwan asal Swedia yang bernama Carl Linnaeus pada tahun 1753. Pembudidayan kopi arabika memiliki tingkat kesulitan yang relatif tinggi. Pasalnya tanaman ini hanya mau tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian 700-1700 m dpl, bersuhu sekitar 16-20°C, dan mempunyai iklim kering tiga bulanan secara berturutan. Kopi arabika juga dikenal lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Sehingga pemeliharaan yang tepat terhadap tanaman-tanaman kopi arabika tersebut memegang pengaruh besar pada kesuburannya.
Lantas bagaimana sih caranya memelihara tanaman kopi arabika yang benar? Di bawah ini tips-tips untuk Anda!

Tips 1 : Lakukan Penyiangan Secara Berkala
Proses penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma-gulma yang tumbuh di kebun kopi. Tujuannya agar tanaman budidaya dapat tumbuh optimal dengan menyerap keseluruhan dari pupuk yang diberikan tanpa mengalami gangguan. Agar lebih efektif, proses penyiangan ini bisa dilakukan di saat yang bersamaan dengan proses penggemburan tanah. Disarankan lakukan proses ini sebanyak dua kali dalam setahun sehingga pertumbuhan tanaman tetap terkendali.

Tips 2 : Tanam Pohon Pelindung
Penanaman pohon pelindung berguna untuk mencegah tumbuhan kopi berbuah terlalu banyak yang justru dapat merobohkannya. Pohon pelindung ditanam terlebih dulu sejak 2 tahun sebelum proses penanaman bibit kopi dilaksanakan. Pohon-pohon pelindung yang biasanya dipakai untuk meneduhi kopi antara lain lamtoro, dadap, sengon, jarak, belimbing, dan lain-lain.

Pohon pelindung juga perlu dipelihara dengan baik supaya pertumbuhannya terkontrol dan tidak mengganggu tanaman kopi yang dibudidayakan. Jaga agar pohon pelindung memiliki ketinggian maksimal dua kali daripada tinggi tanaman kopi. Oleh sebab itu, lakukan pemangkasan pohon secara berkala terutama di musim penghujan. Setelah kopi sudah cukup dewasa, Anda bisa membiarkan pohon pelindung memiliki ketinggian maksimal hingga empat kali ketimbang tinggi tanaman kopi.

Tips 3 : Berikan Pupuk dengan Dosis yang Pas
Mengenai tata cara pemupukan tanaman kopi sudah pernah kami bahas pada artikel sebelumnya. Kuncinya adalah pupuk wajib ditaburkan dua kali dalam setahun yakni di awal dan akhir musim penghujan dengan masing-masing menggunakan setengah dosis. Untuk prosedur pemupukannya supaya efektif, galilah lubang yang melingkari pohon dengan kedalaman 10 cm terlebih dahulu. Selanjutnya taburkan pupuk di lubang tersebut secukupnya lalu tutup kembali memakai tanah.

Wednesday, October 21, 2015

Jadwal Pemupukan Kopi dengan Prosedur yang Tepat

Jadwal Pemupukan Kopi dengan Prosedur yang Tepat

Bagaimana prosedur yang tepat dalam pemupukan kopi? Pada dasarnya pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kesuburan lahan budidaya sehingga mampu mencukupi kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman kopi. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kebutuhan pupuk yaitu pengambilan hara oleh kopi dan persediaan kandungan hara di dalam tanah.

Untuk mendukung pertumbuhannya, tanaman kopi mengambil unsur hara dari dalam tanah. Jumlah kebutuhan unsur hara ini berbeda-beda menurut jenis tanaman kopi tersebut. Selanjutnya unsur hara ini digunakan untuk mencukupi kebutuhan kopi dalam mendukung pertumbuhan vegetatif dan pembentukan buah. Perlu diketahui, persediaan hara di dalam tanah di setiap wilayah mengandung unsur-unsur tertentu dengan kadar yang tidak sama.
cara-pemupukan-kopi.jpg
Kopi

Secara umum pemupukan tanaman kopi bertujuan untuk memperbaiki atau mengembalikan kondisi tanah sehingga ideal bagi kehidupan tanaman kopi. Dalam tahun pertama budidaya , pupuk banyak dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan kopi secara vegetatif. Pemupukan yang tepat dapat menghasilkan biji kopi yang berukuran lebih besar dengan kualitas tinggi. Jadwal pemupukan yang teratur juga bisa menyetabilkan kembali produktifitas tanaman kopi yang dibudidayakan.

Seperti kita tahu, pemanenan kopi dilakukan sekali dalam setahun yakni pada bulan Juli sampai Oktober. Untuk mempersiapkan masa panen tersebut, sebaiknya tanaman kopi perlu diberikan pupuk sebanyak tiga kali dalam setahun. Hal ini dimaksudkan agar kebutuhan unsur hara tanaman benar-benar tercukupi sehingga hasil panen pun memuaskan.

Pemupukan tahap pertama menggunakan pupuk urea dengan dosis 0,25 kg/tanaman. Pupuk urea ini dikenal bagus untuk memenuhi kebutuhan kopi dalam masa pertumbuhan batang dan daun. Pemberian pupuk dilakukan dengan menggali tanah di sekeliling tanaman terlebih dulu, lalu pupuk ditaburkan di lubang galian tersebut. Dengan metode ini pupuk lebih mudah meresap ke tanah sehingga terserap maksimal oleh akar tanaman kopi.

Pemupukan tahap kedua dilaksanakan pada 4 bulan setelah pemupukan pertama. Adapun pupuk yang digunakan masih sama yaitu urea dengan takaran yang sama pula. Metode pemupukannya juga sama yakni menggali lubang terlebih dahulu di sekeliling batang, kemudian taburkan pupuk secukupnya ke lubang tadi.

Sementara itu, pemupukan ketiga juga dilakukan empat bulan selepas pemupukan kedua. Pada tahap ini, pemupukan bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan buah untuk mendapatkan jumlah dan kualitas yang terbaik. Pupuk yang digunakan berupa campuran pupuk urea dan NPK dengan perbandingan 2:1. Setelah pupuk tercampur merata, pupuk tersebut lantas diaplikasikan pada tanaman-tanaman kopi.
Inilah Jarak Tanam Kopi Robusta yang Ideal

Inilah Jarak Tanam Kopi Robusta yang Ideal

Berapakah jarak tanam kopi robusta yang ideal? Di dalam pelaksanaan budidaya kopi robusta, pengukuran jarak tanam per tanaman kopi juga turut andil terhadap keberhasilannya. Penanaman kopi tidak boleh dilakukan dengan jarak yang terlalu rapat ataupun terlalu renggang. Jarak yang rapat mengakibatkan pertumbuhan kopi kurang maksimal karena tanaman saling berebut nutrisi, air, dan cahaya serta gampang tertular hama dan penyakit. Sedangkan penanaman yang terlalu renggang pun bisa mengakibatkan pemanfaatan lahan yang tersedia menjadi tidak optimal.
jarak-tanam-kopi-robusta.jpg
Kopi Robusta

Pola penanaman pohon kopi juga sebaiknya dilakukan dengan rapi membentuk garis-garis yang lurus. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam perawatan dan pengawasan tanaman. Di sisi lain, penanaman kopi secara sembarangan bakal menyebabkan pencahayaan yang tidak maksimal akibat tanaman saling menutupi, potensi kegagalan penyerbukan bunga, serta risiko terhadap serangan hama dan penyakit yang lebih tinggi.

Jarak Tanam Ideal untuk Kopi Robusta
Jarak tanam yang ideal merupakan ukuran jarak penanaman yang tepat di mana tumbuhan kopi dapat hidup normal dan lahan yang ada bisa dimanfaatkan dengan baik. Biasanya jarak tanam untuk kopi dari jenis robusta yaitu 2,5 x 2,5 meter. Pengaturan jarak tanam ini dilakukan setelah proses pembersihan lahan dengan membuat lubang-lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm dan berjarak 2,5 x 2,5 m secara lurus beraturan. Jadi dalam satu hektar lahan bisa ditanaman kopi sebanyak 1.500-1.600 pohon.

Penataan jarak penanaman yang benar memungkinkan tanaman-tanaman kopi bisa mendapatkan pencahayaan maksimal dari sinar matahari. Begitupun ketika tanaman sudah cukup dewasa, proses pemangkasan ranting dan pengawasan terhadap gulma pun menjadi lebih gampang.

Perlu diperhatikan dalam perencanaan jarak tanam ini, jangan lupa sediakan pula sejengkal lahan untuk memelihara tumbuhan peneduh. Prinsipnya 1 pohon peneduh dapat melindungi 4 tanaman kopi robusta. Selain mampu melindungi tanaman budidaya dari curah hujan yang tinggi dan angin kencang, pohon peneduh ini juga berguna untuk menjaga kelembaban tanah dan menghalangi terik panas matahari. Contoh-contoh tanaman peneduh di antaranya lamtoro, dadap, asam, trembesi, dan sebagainya.

Setelah lubang penanaman selesai dibuat berdasarkan jarak tanam yang ideal, lubang tersebut diisi dengan campuran pupuk kandang dan pupuk kompos secukupnya. Jangan lupa tambahkan pula lapisan tanah secara tipis pada lubang tadi. Setelah itu, biarkan lahan selama 3-5 hari agar nutrisi di dalam pupuk terserap ke dalam tanah. Akhirnya bibit-bibit kopi pun siap ditanam di lubang tersebut.