Wednesday, September 30, 2015

Kiat-kiat Cara Merawat Tanaman Kopi

Kiat-kiat Cara Merawat Tanaman Kopi

Bagaimana cara merawat tanaman kopi? Kopi mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, terutama karena dapat diolah menjadi minuman yang lezat. Oleh karena itu, tidak sedikit para petani di Indonesia yang membudidayakan tanaman ini di kebunnya.
cara-merawat-tanaman-kopi.jpg
Kopi

Satu langkah penting dalam budidaya kopi ialah perawatan tanaman. Bentuk perawatan ini dimulai dari penyiangan, pemangkasan, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Perawatan kopi yang tepat akan berbanding lurus terhadap keberhasilan budidaya yang dilakukan

Penyiangan
Proses penyiangan bertujuan untuk membersihkan kebun kopi dari tanaman-tanaman pengganggu. Gunakan sabit untuk menyiangi rumput-rumput yang tumbuh di sekitar tanaman kopi. Apabila dibiarkan, rumput akan menyerap habis nutrisi yang terkandung di dalam tanah. Jangan lupa bersihkan juga kebun dari sampah seperti daun dan ranting karena dapat menjadi sarang hama dan penyakit. Disarankan untuk menggemburkan tanah sekalian setelah proses penyiangan selesai.

Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan dengan membuang beberapa bagian tanaman kopi agar lebih produktif. Pemangkasan bisa dibedakan menjadi pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi, dan pemangkasan rejupinasi. Pemangkasan bentuk dilakukan dengan memotong cabang primer teratas setinggi 1 ruas yang dikerjakan di akhir musim penghujan.

Pada pemangkasan produksi, anda bisa membuang tunas wiwilan/air yang tumbuh ke atas. Anda juga perlu memotong cabang balik dan cabang cacing yang tidak memproduksi buah. Cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit pun perlu disingkirkan segera.

Sementara itu, pemangkasan rejupinasi bertujuan untuk pemudaan tanaman-tanaman kopi berusia tua yang produktifitasnya menurun. Pemangkasan ini dilakukan dengan memotong secara miring batang pohon setinggi 40-50 cm. Kemudian bekas pemotongan tadi diolesi dengan aspal sebagai protektor. Berikutnya cangkul tanah di sekeliling tanaman kopi dan taburkan pupuk organik secukupnya. Beberapa hari kemudian akan tumbuh tunas-tunas baru dari batang ini. Peliharalah tunas-tunas yang terlihat memiliki kualitas tinggi.

Pemupukan
Pemupukan kopi menggunakan dosis yang disesuaikan dengan usia tanaman. Pupuk yang dipakai meliputi urea, TSP, dan KCL. Pupuk diberikan sebanyak 2 kali setahun yaitu setiap awal dan akhir musim penghujan. Cara pemupukan yang benar adalah buat parit yang melingkari tanaman dengan jarak 1 meter dan berkedalaman 10 cm, lalu taburkan pupuk di lubang tersebut.
Berikut ini daftar dosis pemupukan untuk kelapa sawit yang disesuaikan dengan umurnya :
  • Umur 1 tahun : 50 gr Urea, 40 gr TSP, dan 40 gr KCL.
  • Umur 2 tahun : 100 gr Urea, 80 gr TSP, dan 80 gr KCL.
  • Umur 3 tahun : 150 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
  • Umur 4 tahun : 200 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
  • Umur 5-10 tahun : 300 gr Urea, 150 gr TSP, dan 240 gr KCL.
  • Umur 10 tahun ke atas : 500 gr Urea, 200 gr TSP, dan 320 gr KCL.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Yang termasuk hama-hama kopi di antaranya hama bubuk buah dan hama bubuk cabang. Pengendalian kedua hama bubuk ini bisa dilakukan dengan menyingkirkan buah/cabang yang terserang dan penjarangan naungan kopi. Sedangkan secara kimiawi, pemberantasan hama dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Dimecron 50 SCW, Tamaron, Argothion, Lebaycide, Sevin 85 S memakai dosis 2 cc/liter air.

Penyakit yang dapat menjangkiti kopi misalnya penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan. Tanaman yang terserang penyakit ini akan mengalami perubahan pada daunnya menjadi berwarna bercak-bercak merah di bawah dan bercak-bercak kuning di permukaan atas. Cabang daun pun tampak mengering dan banyak daun-daun yang berguguran. Solusi mengatasi penyakit karat daun pada kopi yaitu menanam varietas unggulan, menjaga kebersihan kebun, dan mengaplikasikan fungisida berupa Dithane M-45 dengan dosis 2 gr/liter air.

Monday, September 21, 2015

Apa Perbedaan Kopi Arabika dan Kopi Robusta?

Apa Perbedaan Kopi Arabika dan Kopi Robusta?

Mungkin anda merasa penasaran apa sih perbedaan kopi arabika dan kopi robusta? Yap, kedua spesies kopi ini memang sangat populer di Indonesia. Bagi pecinta kopi, tentu sudah akrab bagaimana rasa, aroma, dan kenikmatan masing-masing kopi ini mempunyai karakteristiknya tersendiri. Secara garis besar, variasi kopi arabika lebih banyak dibandingkan dengan kopi robusta.
Kopi Arabika
perbedaan-kopi-arabika-dan-kopi-robusta.jpg
Kopi Arabika

Kopi arabika (Coffea arabica) adalah buah kopi yang berasal dari Brasil dan Ethiopia, di mana komoditinya menguasai sekitar 70 persen pasar dunia. Kopi ini mempunyai beragam varietas yang berdasarkan daerah penanaman kopi tersebut. Di Indonesia, contoh kopi dari golongan arabika antara lain kopi toraja dan kopi mandailing.

Kopi arabika dapat dibudidayakan dengan baik di daerah-daerah yang memiliki ketinggian 1.000-2.000 meter dpl dengan suhu rata-rata 15-24 °C. Di daerah seperti ini biasanya kondisi iklimnya kering selama 3 bulan berturutan dengan curah hujan tidak lebih dari 1.500-2.000 mm.

Tanaman kopi apabila umumnya berbunga setelah musim penghujan dan memasuki musim kemarau. Perlu diketahui, waktu yang dibutuhkan bunga kopi arabika untuk tumbuh menjadi buah adalah sekitar 9 bulan. Setiap hektar lahan budidaya kopi ini mampu menghasilkan buah sebanyak 1.500-3.000 kg. Buah yang benar-benar matang akan jatuh sendiri dari pohonnya. Secara umum, bentuk biji kopi arabika terlihat cenderung datar.

Aroma kopi arabika tercium harum dan nikmat yang sepintas mirip kombinasi antara buah dan bunga. Karakter rebusan ini juga lebih ke arah asam yang kuat. Begitu masuk ke mulut, kopi arabika akan terasa mild, halus, dan kental.

Kopi Robusta
kopi-robusta.jpg
Kopi Robusta

Tahukah anda, kopi robusta (Coffea robusta) merupakan keturunan dari beberapa spesies kopi, salah satunya ialah Coffea canephora. Kopi ini tersebar di hampir seluruh belahan dunia termasuk Indonesia dan Filipina, serta menguasai 30 persen perdagangan kopi global. Penanaman kopi robusta di tempat yang berbeda akan menghasilkan kopi dengan aroma, rasa, dan kenikmatan yang berlainan pula.

Budidaya kopi robusta paling bagus dilakukan di tempat yang memiliki ketinggian 100-700 meter dpl. Di daerah ini suhu rata-ratanya sekitar 24 hingga 30 °C dengan waktu kering selama 3-4 bulan berturutan. Tanaman kopi robusta juga menyukai tempat yang mempunyai curah hujan sekitar 2.000-3.000 mm per tahun.

Tanaman kopi robusti menghasilkan bunga dalam siklus yang tidak tentu. Bunga akan berubah menjadi buah setelah 10-11 bulan kemudian dan matang di pohon. Tingkat produktifitas kopi ini sekitar 2.300-4.000 buah/hektar. Adapun bentuk biji kopi robusta adalah oval.
Sepintas rasa kopi robusta ini menyerupai citarasa cokelat agak pahit. Aroma yang dimiliki pun sangat khas serta dominan manis. Tekstur kopi robusta biasanya lebih kasar dibandingkan dengan kopi arabika.

Kesimpulan :
Dari uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan kopi arabika dan kopi robusta di antaranya :
  1. Kopi arabika memiliki variasi rasa, aroma, dan kenikmatan yang lebih banyak dibandingkan dengan kopi robusta.
  2. Tanaman kopi arabika berbunga setelah musim penghujan, sedangkan tanaman kopi robusta tidak menentu bisa di musim penghujan maupun musim kemarau.
  3. Bunga kopi arabika membutuhkan waktu 9 bulan untuk berkembang menjadi buah, sementara bunga kopi robusta memerlukan waktu selama 10-11 bulan.
  4. Buah kopi arabika yang telah matang akan jatuh dari pohon, sebaliknya buah kopi robusta yang matang tetap berada di pohon.
  5. Sistem perakaran kopi arabika tumbuh hingga ke dalam tanah dan perakaran kopi robusta ada di kedalaman tanah yang cukup dangkal.
  6. Budidaya kopi arabika paling baik dilakukan di daerah yang berketinggian 1000-2000 meter dpl, di sisi lain kopi robusta dapat tumbuh dengan baik di daerah berketinggian 100-700 meter dpl.
  7. Biji kopi arabika berbentuk cenderung datar serta biji kopi robusta memiliki bentuk oval.
  8. Karakter rebusan kopi arabika lebih bersifat asam, sedangkas kopi robusta mempunyai rasa dominan pahit.

Friday, September 18, 2015

Langkah-langkah Cara Sambung Pucuk Kopi yang Benar

Langkah-langkah Cara Sambung Pucuk Kopi yang Benar

Ingin tahu bagaimana cara sambung pucuk kopi yang benar? Kopi adalah tanaman komoditi dengan nilai ekonomi yang tinggi. Setiap tahunnya, permintaan biji kopi di dunia semakin meningkat. Hal ini tentu merupakan kabar baik khususnya bagi para petani kopi di Indonesia
cara-sambung-pucuk-kopi.jpg
Kopi

Terdapat tiga macam metode yang dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman kopi. Di antaranya yaitu melalui biji, setek, dan sambung pucuk. Dari ketiga teknik perkembangbiakan tersebut, sambung pucuk dinilai merupakan teknik yang paling bagus. Selain mudah dilakukan, sambung pucuk juga akan menghasilkan tanaman dengan kualitas menyerupai induknya.

Pada prinsipnya, sambung pucuk dilakukan dengan menyambungkan batang tanaman kopi dengan pucuk kopi yang berjenis lain. Baik batang dan pucuk harus dipilih yang memiliki kualitas tinggi agar didapatkan bibit yang unggul. Keberhasilan teknik sambung pucuk ini dipengaruhi oleh ketepatan pertemuan kambium, keberhasilan alat, dan keterampilan pembuatnya.

Di bawah ini merupakan langkah-langkah dalam membuat bibit kopi dengan sambung pucuk!
Alat dan Bahan :
  • Pisau
  • Gunting
  • Tali
  • Plastik
  • Entres
Langkah-langkah :
  1. Pilih tanaman kopi yang akan dijadikan sebagai batang bawah. Batang yang bermutu baik berasal dari tumbuhan yang mempunyai sistem perakaran kuat, tahan terhadap hama dan penyakit, serta bersifat bandel dengan kondisi tanah apapun. Batang bawah juga setidaknya berusia antara 6-9 bulan dengan diameter kurang lebih 1 cm.
  2. Sedangkan untuk batang atas yang bermutu baik didapatkan dari tanaman-tanaman kopi yang mampu menghasilkan biji kopi pilihan dan memiliki tingkat produksi yang melimpah. Batang atas juga setidaknya sudah berumur 3-4 bulan dan memiliki lebih dari 5 ruas per batang. Adapun ruas yang dipakai sebagai batang atas hanya ruas kedua, ruas ketiga, atau ruas keempat.
  3. Idealnya batang bawah yang dipakai memiliki ketinggian 10 sampai 15 cm atau pas pertemuan warna cokelat dan hijau pada batang kopi. Gunakan pisau yang tajam untuk membentuk celah cekungan pada batang bawah dengan ukuran sesuai diameter batang atas dan kedalaman 3-4 cm. Kemudian anda bisa beralih mengiris secara menyerong kedua sisi pangkal batang atas sehingga berbentuk lancip menyerupai anak panah sepanjang 3-4 cm. Usahakan cekungan batang bawah dan pangkal batang atas yang lancip mempunyai permukaan yang rata dan tidak bergelombang sehingga kedua kambium sambung pucuk ini bisa tepat bertemu.
  4. Tancapkan batang atas tepat tersambung dengan batang bawah. Kencangkan sambungan menggunakan tali rafia sehingga posisinya stabil dan tidak mudah goyah.
  5. Terakhir adalah menutup bekas sambung pucuk tadi menggunakan plastik. Tujuannya adalah untuk mempertahankan tingkat kelembabannya sehingga antara batang bawah dan batang atas nantinya bisa tersambung secara alami.
Selamat mencoba!

Wednesday, September 16, 2015

Tips-tips Budidaya Menanam Kopi Secara Organik

Tips-tips Budidaya Menanam Kopi Secara Organik

Bagaimana tips menanam kopi secara organik? Budidaya kopi saat ini lebih disukai dengan menggunakan metode organik. Salah satu alasannya yaitu nilai jual kopi yang ditanam secara organik ini lebih mahal. Hal ini karena kopi organik diklaim lebih sehat serta memiliki citarasa dan aroma yang lebih mantap.
tips-menanam-kopi-organik.jpg
Tanaman Kopi

Pada prinsipnya, menanam kopi secara organik harus didasarkan pada kaidah-kaidah yang berlaku. Aturan ini meliputi hal-hal yang boleh dilakukan dan dilarang selama proses budidaya kopi, termasuk persyaratan alat dan bahan. Berikut ini penjelasan selengkapnya untuk anda!

Menentukan Lokasi yang Ideal
Lokasi ideal untuk penanaman kopi organik adalah lahan yang masih suci. Maksudnya lahan tersebut belum pernah terkontaminasi oleh penggunaan pupuk kimia maupun obat-obatan pemberantas hama dan penyakit. Penting dicatat bahwa pembukaan lahan baru ini harus bersifat ramah lingkungan dan tidak mengganggu keseimbangan alam. Anda bisa membaca artikel syarat-syarat tumbuh tanaman kopi untuk mengetahui kriteria-kriteria lahan yang cocok. Budidaya kopi bisa dilakukan di tempat terbuka atau di dalam rumah kaca.

Penggunaan Pupuk Kandang dan Pupuk Kompos
Selama pemeliharaan tanaman kopi, pantang bagi anda untuk menggunakan pupuk-pupuk kimia di kebun kopi organik. Pupuk yang dipakai harus didapatkan dari alam seperti pupuk kandang dari kotoran hewan dan pupuk kompos dari sampah tumbuhan. Peningkatan pemberian gizi bisa dilakukan dengan memberikan mineral-mineral alami seperti batu fosfat, kapur dolomit, dan sebagainya. Sebelum ditaburkan ke lahan kopi, pupuk organik wajib melalui proses dekomposisi terlebih dahulu.

Pemakaian Bibit-bibit yang Organik
Namanya juga budidaya organik, bibit-bibit kopi yang dipakai pun harus berasal dari pembibitan secara organik pula. Sayangnya, cukup sulit menemukan bibit kopi organik ini karena bibit-bibit yang banyak dijual di pasaran umumnya dikembangbiakan melalui metode konvensional. Oleh karena itu, disarankan bagi anda untuk menumbuhkan benih kopi sendiri agar didapatkan bibit tanaman kopi organik yang bersifat murni.

Pemeliharaan Tanpa Bantuan Bahan Kimia
Tahap pemeliharaan tanaman-tanaman kopi juga mesti bersih dari penggunaan bahan-bahan kimia apapun. Begitu pula dengan penyiramannya, air yang digunakan wajib bersih. Dianjurkan pula untuk menggunakan varietas kopi yang memiliki ketahanan tinggi terhadap hama dan penyakit.