Tuesday, November 17, 2015

8 Tujuan Pemangkasan Tanaman Kopi

8 Tujuan Pemangkasan Tanaman Kopi

Apakah tujuan dan manfaat dari pemangkasan tanaman kopi? Pemangkasan tanaman kopi dilakukan dengan memotong beberapa bagian tanaman yang diperlukan. Bagian-bagian tersebut meliputi batang, cabang, ranting, atau daun tergantung maksud dan tujuannya.
Terdapat dua macam pemangkasan yaitu pemangkasan produksi dan pemangkasan rejuvinasi. Pemangkasan produksi bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tanaman. Sedangkan pemangkasan rejuvinasi bermaksud untuk meremajakan tanaman kopi.
tujuan-pemangkasan-tanaman-kopi.jpg

Sebelum mulai memangkas tanaman kopi, area di sekeliling tanaman perlu ditutupi jerami terlebih dahulu untuk mencegah tumbuhnya gulma. Kemudian cabang ke sepuluh dan seterusnya memakai gunting pemangkas. Untuk mengurangi risiko infeksi hama dan penyakit, pemangkasan sebaiknya dikerjakan setelah pukul 9 pagi.

Lantas apa sih tujuan dari pemangkasan tanaman kopi tersebut? Berikut ini ulasan manfaat-manfaatnya yang dapat dipetik!
  1. Membentuk tajuk pohon untuk memperbanyak jumlah cabang tanaman. Semakin banyak cabang yang dimiliki tanaman maka semakin banyak pula bunga dan buah yang mampu dihasilkan.
  2. Mengembalikan produktifitas tanaman dalam memproduksi buah-buah kopi. Di mana bagian-bagian tanaman yang sudah tidak produktif, tidak normal, dan tidak sehat akan disingkirkan.
  3. Meremajakan bagian tanaman yang sudah dipangkas. Tanaman yang sudah cukup tua biasanya lebih rentan terserang hama dan penyakit.
  4. Mengontrol ketinggian tanaman sehingga memudahkan dalam pemanenan buah kopi. Ketinggian tanaman kopi umumnya sekitar 1,5-2 meter.
  5. Mengoptimalkan penerimaan cahaya matahari. Dengan dipangkasnya bagian-bagian tanaman tertentu, kebun lebih renggang sehingga cahaya menjadi tidak terhalang.
  6. Memperlancar aliran udara dalam rangka penyerbukan bunga secara alami. Selain memperbaiki sirkulasi cahaya, pemangkasan juga berguna untuk memperbaiki sirkulasi udara di kebun kopi.
  7. Mengatur tata letak tanaman sesuai dengan perancangan awal. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemantauan dan perawatan kopi.
  8. Mencegah penyebaran hama dan penyakit. Kebun yang terlalu rimbun biasanya kerap dijadikan sebagai sarang hama dan penyakit yang berbahaya bagi tanaman kopi budidaya.

Monday, November 16, 2015

Prosedur Panen Buah Kopi yang Benar

Prosedur Panen Buah Kopi yang Benar

Budidaya tanaman kopi bertujuan untuk mendapatkan buah-buah kopi bermutu tinggi. Nantinya buah kopi tersebut diolah sedemikian rupa untuk diambil bagian bijinya saja. Biji kopi merupakan cikal bakal dari bubuk kopi yang biasanya dibuat minuman bernilai mahal.

Secara garis besar tanaman kopi akan mulai menghasilkan buah ketika umurnya 2,5 tahun untuk kopi robusta dan 2,5-3 tahun untuk jenis tanaman kopi arabika. Kebanyakan tanaman kopi yang dibudidayakan di dataran rendah mampu menghasilkan buah lebih cepat daripada tanaman-tanaman yang dipelihara di dataran tinggi. Jumlah buah kopi yang dihasilkan per tanaman terus meningkat seiring bertambahnya umur dan akan mencapai puncaknya pada usia 7-9 tahun.
prosedur-panen-buah-kopi.jpg
Buah Kopi

Buah kopi yang layak dipanen adalah buah-buah yang telah matang. Ciri-cirinya yaitu memiliki kulit berwarna merah merata, aromanya semerbak khas kopi, serta teksturnya tebal dan empuk. Cara memanen buah kopi yang telah matang tersebut ialah dengan dipetik satu per satu lalu dikumpulkan ke dalam karung.

Karena bunga kopi tumbuh tidak serempak, maka panen buah kopi pun dikerjakan secara bertahap. Kopi yang ditanam di lahan basah umumnya bisa dipanen sepanjang tahun. Tetapi kopi yang dipelihara di lahan kering hanya akan berbuah di musim tertentu sehingga pemanenannya pun musiman. Di Indonesia khususnya, musim panen kopi biasanya terjadi sejak bulan Mei/Juni sampai dengan bulan Agustus/September.

Adapun tahap-tahap panen buah kopi adalah sebagai berikut :
  1. Panen awal dilakukan pada bulan Februari/Maret yang bertujuan untuk mengambil buah-buah kopi berkualitas buruk. Tahap ini juga sekaligus bermaksud untuk membasmi bibit hama dan penyakit yang kemungkinan berada di buah kopi. Buah-buah kopi yang telah terkumpul harus langsung direbus dan dijemur sampai mengering sempurna.
  2. Panen raya dilakukan pada bulan Mei/Juni sampai dengan Agustus/September. Panen raya bertujuan untuk mengumpulkan buah-buah kopi yang telah matang dan berkualitas bagus. Frekuensi pemetikan buah kopi yang ideal berkisar antara 10-14 hari. Agar mutunya terjaga, hasil panen perlu disortir terlebih dahulu sebelum diolah.
  3. Panen akhir dilakukan selepas panen raya selesai. Caranya adalah dengan memetik buah-buah kopi yang tersisa di tanaman, baik itu yang berwarna merah maupun hijau. Buah-buah kopi yang berjatuhan di atas tanah juga sebaiknya turut dikumpulkan supaya tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Panen buah kopi harus dikerjakan sesuai dengan prosedur yang tepat. Bukan tidak mungkin pemanenan yang sembarangan dapat menurunkan kualitas biji bahkan merusak tanaman kopi itu sendiri. Buah-buah kopi yang dipetik juga harus sesegera mungkin dibawa ke tempat pengolahan untuk diproses ke tahap berikutnya.

Sunday, November 15, 2015

Hal-hal Terkait Pemeliharaan Tanaman Kopi

Hal-hal Terkait Pemeliharaan Tanaman Kopi

Tanaman kopi merupakan tumbuh-tumbuhan penghasil biji kopi yang dapat diolah menjadi serbuk minuman. Biji-biji kopi yang digunakan berasal dari kebun budidaya melalui pemeliharaan secara intensif. Kopi robusta dan kopi arabika adalah dua spesies kopi yang paling banyak dibudidayakan saat ini.
pemeliharaan-tanaman-kopi.jpg
Tanaman Kopi

Dari serangkaian langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membudidayakan kopi, tahap pemeliharaan termasuk salah satu langkah yang penting diperhatikan. Pasalnya, pemeliharaan tanaman yang benar dapat mendorong keberhasilan budidaya dengan menghasilkan tanaman-tanaman kopi produktif yang bisa membuahkan biji kopi bermutu tinggi. Aspek pemeliharaan ini terkait dengan pembersihan gulma, penanaman pohon pelindung, pemberian pupuk, dan pemangkasan tanaman kopi.

Pembersihan Gulma
Pembersihan gulma dilakukan dengan menyiangi gulma-gulma yang tumbuh di sekitar kebun budidaya. Gulma sendiri merupakan tanaman-tanaman selain kopi yang tumbuh di kebun kopi. Gulma perlu dihilangkan agar penyerapan air dan nutrisi oleh tanaman kopi lebih optimal. Pembersihan gulma dikerjakan setiap dua kali dalam setahun bersamaan dengan penggemburan tanah agar lebih efektif.

Penanaman Pohon Pelindung
Sesuai namanya, pohon pelindung adalah pepohonan yang digunakan untuk melindungi kopi dari angin kencang, curah hujan, serta hama dan penyakit. Pohon pelindung juga berguna sebagai naungan untuk mengontrol pertumbuhan buah kopi. Beberapa tumbuhan yang sering digunakan sebagai pohon pelindung kopi di antaranya pohon sengon, pohon lamtoro, dan pohon dadap.

Pohon pelindung hendaknya sudah ditanam sejak 1-2 tahun sebelum proses penanaman bibit kopi dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar tinggi percabangan pohon pelindung berukuran dua kali dari tinggi tanaman kopi. Pemangkasan pohon pelindung dilakukan setiap setahun sekali yakni pada musim penghujan sehingga tingginya tetap terkontrol dengan perbandingan 1:2 atau 1:4.

Pemberian Pupuk
Pupuk diberikan ke tanaman kopi setiap dua kali dalam setahun yaitu pada awal dan akhir musim penghujan. Proses pemupukan tanaman kopi ini wajib dikerjakan dengan prosedur yang tepat sehingga manfaat pupuk tetap terpenuhi.

Pemangkasan Tanaman Kopi
Terdapat dua bentuk pemangkasan kopi yaitu pemangkasan produksi dan pemangkasan rejuvinasi. Pemangkasan produksi bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tanaman. Sedangkan pemangkasan rejuvinasi bermaksud untuk meremajakan tanaman kopi.

Pemangkasan produksi dilakukan dengan memangkas cabang-cabang tanaman yang tidak perlu, berumur tua, berpenyakit, dan abnormal. Sementara itu, pemangkasan rejuvinasi dikerjakan pada batang utama setinggi 50 cm. Baik pemangkasan produksi maupun pemangkasan rejuvinasi dilakukan pada musim penghujan atau menjelang musim penghujan.

Thursday, November 12, 2015

Tipe-tipe Penyerbukan Bunga Tanaman Kopi

Tipe-tipe Penyerbukan Bunga Tanaman Kopi

Penyerbukan ialah peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik suatu bunga. Pada tanaman kopi, penyerbukan bunga terjadi secara alami baik dengan bantuan serangga (zoidiogami), air (hidrogami), maupun angin (anemogami). Lantas pertanyaannya, apakah tipe penyerbukan pada tanaman kopi?
tipe-penyerbukan-bunga-kopi.jpg
Bunga Kopi

Bunga ini dapat mengeluarkan aroma wangi yang semerbak. Bunga-bunga ini tumbuh di ketiak daun tanaman, di mana setiap ketiak daun yang sudah pernah menghasilkan bunga tidak akan berbunga lagi. Namun karena cabang primer terus mengalami pertumbuhan dan membentuk daun baru, maka bunga pun dapat terus dihasilkan oleh tanaman kopi.

Tanamanan kopi yang dipelihara dengan tepat sanggup menghasilkan puluhan bunga sekaligus pada suatu musim. Bunga ini tersebar di beberapa ketiak daun yang masing-masing terdiri atas 8-18 kuntum bunga. Jadi dalam setiap buku tanaman dapat dihasilkan 16-36 kuntum bunga kopi.
Bunga kopi berukuran 1-3 cm dengan mahkota berwarna putih dan kelopak berkelir putih kehijauan. Jumlah benang sarinya rata-rata mencapai 5-7 tangkai dan berukuran relatif pendek. Sedangkan pangkal bunga kopi menutupi bakal buah yang berisi dua bakal biji.

Ketika usia bunga sudah cukup dewasa, secara alami bagian mahkota dan kelopak bunga tersebut lambat-laun akan membuka. Kemudian terjadilah peristiwa penyerbukan, di mana tepung sari jatuh ke putik, yang dibantu oleh serangga, air, atau angin. Setelah proses penyerbukan ini berhasil, mahkota bunga akan mengering dan berguguran. Selanjutnya bakal buah pun akan tumbuh menjadi buah kopi yang berwarna hijau dan semakin membesar. Seiring berjalannya waktu, buah kopi akan matang yang ditandai dengan perubahan warna menjadi kuning ke merah pekat.

Pada umumnya, tanaman kopi akan berbunga di saat awal musim kemarau. Waktu rata-rata yang dibutuhkan bunga kopi untuk berkembang menjadi buah berkisar antara 6-11 bulan, di mana bunga kopi robusta membutuhkan 8-11 bulan dan bunga kopi arabika memerlukan 6-8 bulan. Dengan demikian, bunga kopi tersebut sudah berubah menjadi buah-buah kopi siap panen di saat akhir musim kemarau.

Terdapat dua macam tipe penyerbukan bunga pada tanaman kopi yaitu self steril dan self fertil. Yang dimaksud tipe penyerbukan self steril adalah penyerbukan yang terjadi secara silang, di mana tepung sari berasal dari tanaman lain. Sedangkan penyerbukan tipe self fertil merupakan penyerbukan secara mandiri tanpa pengaruh tanaman lain.

Tanaman-tanaman kopi yang mempunyai bunga tipe self fertil bisa ditanaman sendiri karena sanggup menghasilkan buah dengan melakukan penyerbukan secara mandiri. Sebaliknya, tanaman-tanaman kopi yang menghasilkan buah tipe self steril harus ditanam bersamaan dengan jenis tanaman kopi lainnya agar mampu memproduksi buah kopi.

Monday, November 9, 2015

Ini Dia Ciri-ciri Kopi Luwak yang Asli

Ini Dia Ciri-ciri Kopi Luwak yang Asli

Siapa yang tidak mengenal kopi luwak? Bahkan dunia pun mengakui kalau kopi luwak merupakan kopi yang memiliki citarasa dan aroma paling nikmat. Tak ayal, kopi ini dibandrol dengan harga yang selangit. Bahkan untuk kopi luwak berkualitas terbaik yang siap seduh, harga rata-ratanya dapat mencapai Rp2 juta/kg.
ciri-ciri-kopi-luwak-yang-asli.jpg
Kopi Luwak

Kopi luwak adalah sebutan untuk biji-biji kopi yang didapatkan dari sisa kotoran luwak. Beberapa spesies luwak/musang yang biasanya mengonsumsi buah kopi di antaranya musang kelapa, musang pandan, dan musang bulan. Dalam memakan buah kopi tersebut, luwak hanya memilih buah yang sudah benar-benar matang. Selanjutnya binatang ini akan mengupas kulit buah kopi yang berwarna merah, lalu memakan daging buah kopi sekaligus bijinya.

Sejarah mencatat kopi luwak pertamakali ditemukan oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada era tanam paksa saat masa penjajahan Belanda. Kala itu pemerintah Hindia Belanda membuka perkebunan kopi di Jawa dan Sumatera. Belanda melarang para pekerja mengambil buah-buah kopi untuk konsumsi pribadi. Karena merasa penasaran dengan rasa minuman kopi, para pribumi pun terpaksa memunguti biji-biji kopi sisa luwak yang berceceran di atas tanah. Setelah diproses sedemikian rupa, ternyata rasa dan aroma kopi tersebut jauh lebih nikmat ketimbang biji-biji kopi yang segar.

Apa sajakah ciri-ciri dari kopi luwak? Simak uraian singkat berikut ini!
Biji kopi luwak yang asli berwarna cokelat kekuning-kuningan sebab telah melalui proses fermentasi di dalam organ pencernaan luwak. Namun saat masih terbungkus kotoran, biji kopi ini terlihat berlendir dan berkelir cokelat kehitam-hitaman. Karena cuma doyan memakan buah kopi yang bermutu terbaik, kebanyakan bentuk biji kopi luwak adalah bulat oval. Sedangkan apabila disentuh, kulit ari dari biji kopi luwak tersebut mudah sekali dilepaskan.

Saat dicium, biji kopi ini akan mengeluarkan aroma yang lebih harum, terutama untuk biji kopi sisa dari kotoran musang pandan. Ukuran permukaan parit/belahan biji kopi luwak juga lebih lebar daripada biji-biji kopi yang biasa. Coba juga memasukkannya ke dalam air, jika tenggelam maka kemungkinan besar itu merupakan biji kopi luwak asli.

Sementara itu, untuk membedakan kopi luwak yang asli dan palsu dari segi rasa dan aroma terbilang lumayan sulit. Terlebih jika Anda tidak terlalu familiar dengan perbedaan-perbedaan rasa dan aroma suatu kopi, Anda mungkin bakal kesulitan dalam mengenalinya. Rasa dan aroma seduhan kopi luwak mutlak tergantung pada cara pengolahannya. Bahkan kopi luwak berkualitas premium yang diolah secara asal-asalan pun bisa terasa tidak enak sama sekali.

Lantas bagaimanakah caranya mendapatkan kopi luwak dengan kualitas yang terjamin? Salah satunya adalah dengan membeli produk kopi luwak tersebut di toko-toko kopi yang terkenal akan mutunya. Sejumlah cafe ternama juga ada yang menjual bubuk kopi luwak yang siap minum.

Wednesday, November 4, 2015

Cara Pengolahan Kulit Kopi menjadi Pupuk Kompos

Cara Pengolahan Kulit Kopi menjadi Pupuk Kompos

Salah satu bentuk pemanfaatan limbah kulit kopi yang disisakan dari proses pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk adalah pupuk kompos. Pupuk kompos dari kulit kopi mengandung bahan organik biodegradabel atau dapat diuraikan oleh mikro organisme. Pengomposan kulit kopi dilakukan dengan metode aerobik atau memanfaatkan oksigen. Adapun kelebihan dari metode ini antara lain pengomposan relatif lebih cepat, tidak menimbulkan bau menyengat, suhu yang tinggi dapat membunuh organisme berbahaya, dan kompos yang dihasilkan lebih higienis.
cara-pengolahan-kulit-kopi-menjadi-pupuk-kompos.jpg
Contoh Pupuk dari Kulit Kopi

Pada dasarnya, pupuk kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami proses penguraian (degradasi) atau pengomposan sehingga merubah sifat dan karakteristiknya. Pupuk kompos yang baik memiliki ciri-ciri seperti tidak bisa dikenali bentuk bahan pembuatnya, berwarna cokelat kehitam-kehitaman, dan tidak mengeluarkan bau. Pengomposan secara alami biasanya memakan waktu antara 3-6 bulan. Sedangkan manusia bisa mempercepat proses pengomposan limbah kulit kopi hingga menjadi 2-3 minggu, bahkan cuma 3-5 hari saja.

Di bawah ini langkah-langkah dalam mengolah kulit kopi menjadi pupuk kompos siap pakai!
  1. Siapkan bahan-bahan yang terdiri dari limbah kulit kopi, pupuk kandang baru, sampah organik, dan abu kayu. Kulit kandang diperlukan untuk mempercepat terjadinya pengomposan.
  2. Masukkan kulit kopi ke dalam tempat pengolahan kompos berupa bak semen dengan dasar tanah dan bumbung bambu sebagai ventilasi udara. Kemudian masukkan pula pupuk kandang dan sampah organik ke dalamnya. Ulangi sampai ketinggian tumpukan mencapai 1 meter.
  3. Diatas tumpukan kulit kopi, pupuk kandang, dan sampah organik lantas ditaburi abu kayu secara merata. Penggunaan abu kayu ini dimaksudkan agar lalat-lalat tidak berkumpul di sekitar tempat pengolahan. Jangan lupa bangun atap peneduh di atas bak pengolahan kompos.
  4. Selama proses pengomposan berlangsung suhu di dalam bak akan berubah-ubah yang menandakan terjadi reaksi di dalamnya. Pada tahap awal, temperatur akan naik drastis hingga 50 derajat. Beberapa hari kemudian suhu di dalam tempat pengolahan kembali normal.
  5. Cairan kompos yang keluar dari bak dikumpulkan ke dalam drum lalu disiramkan lagi ke bak pengolahan kompos. Air abu alkalis ini bermanfaat baik untuk bahan-bahan penyusun kompos. Sedangkan asam organik yang terbentuk dari glukosa kulit kopi perlu dinetralkan terlebih dahulu.
  6. Selama proses pengomposan berlangsung, bahan-bahan penyusun kompos tidak perlu diinjak-injak atau ditekan-tekan. Setiap 3 minggu sekali, susunan bahan-bahan ini perlu dibalik.
  7. Umumnya, proses pengomposan kulit kopi dengan menggunakan metode di atas akan memakan waktu berkisar 2-3 bulan. Tanda kompos yang telah matang yaitu volumenya berkurang dan menyisakan 1/3 dari volume awal.
  8. Pupuk kompos dari kulit kopi ini mengandung cairan lebih dari 75 persen. Karenanya untuk mempermudah dalam distribusi, pupuk tersebut perlu dikeringkan terlebih dahulu sampai sisa kadar airnya hanya 50-60 persen.

Monday, November 2, 2015

Pengolahan Limbah Kulit Kopi sebagai Pakan Ternak

Pengolahan Limbah Kulit Kopi sebagai Pakan Ternak

Kulit kopi seringkali dianggap sebagai limbah dari budidaya kopi yang tidak bermanfaat sehingga kerap dibiarkan lapuk percuma atau dibakar begitu saja. Padahal kulit dari buah tanaman kopi ini berpotensi besar untuk diolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis. Contohnya adalah pengolahan limbah kulit kopi sebagai pakan ternak.

Kulit kopi dianggap sebagai bahan yang bagus untuk pakan hewan ternak lantaran mengandung serat yang tinggi sekitar 33-45 persen. Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam kulit kopi juga cukup memadai di antaranya protein kasar 10,4 persen, lemak kasar 2,13 persen, serat kasar 17,2 persen (termasuk lignin), abu 7,34 persen, kalsium 0,48 persen, posfor 0,04 persen, dan energi metabolis 14,34 MJ/kg atau 3.356 kkal per kg. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kulit kopi layak dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Namun karena kulit kopi ini memiliki serat kasar yang tinggi, hal ini mengakibatkan tingkat kecernaannya rendah. Sehingga nutrisi yang terkandung di kulit kopi pun tidak dapat terserap maksimal oleh hewan-hewan ternak. Penelitian oleh Bressani (1979) juga mengemukakan bahwa kulit kopi mengandung antinutrisi berupa senyawa kafein 1,3 persen dan tanin 8,5 persen.
pengolahan-limbah-kulit-kopi-sebagai-pakan-ternak.jpg
Kulit Kopi

Guna meningkatkan nilai kecernaan dan kandungan nutrisi kulit kopi, solusinya yaitu proses amoniasi kulit kopi. Proses ini bahkan juga diklaim dapat meningkatkan kadar protein dan menghilangkan aflatoksin pada kulit kopi. Dengan demikian berarti proses amoniasi bisa menjadikan kulit kopi semakin bagus digunakan untuk pakan hewan-hewan ternak.
Berikut ini panduan tentang bagaimana mengolah kulit kopi menjadi pakan ternak yang mengandung nutrisi dan serat tinggi!

Alat dan Bahan
  • Kulit kopi
  • Pupuk urea
  • Air
  • Timbangan
  • Gelas ukur
  • Terpal
  • Kantong plastik
  • Ember
  • Pengaduk
Langkah-langkah :
  1. Masukkan pupuk urea ke dalam ember lalu tambahkan air secukupnya. Aduk supaya kedua bahan ini tercampur rata.
  2. Hamparkan kulit kopi di atas terpal. Kemudian siramkan cairan urea ke kulit kopi tersebut sampai seluruh bagiannya basah.
  3. Setelah itu masukkan kulit kopi ke dalam kantong plastik hingga padat, lalu ikat dengan kuat. Ulangi langkah ini sampai semua kulit kopi terbungkus di dalam kantong plastik.
  4. Simpan plastik-plastik berisi kulit kopi di tempat yang kering. Proses amoniasi memakan waktu hingga 4 minggu.
  5. Setelah 4 minggu berlalu, kulit-kulit kopi perlu dijemur dahulu selama 1-2 hari agar bau menyengatnya hilang. Kini Anda pun sudah dapat memanfaatkan kulit kopi ini sebagai pakan ternak.
Dari hasil uji laboratorium, kandungan nutrisi dan tingkat kecernaan pada kulit kopi yang sudah melalui proses pemeraman ini mengalami peningkatan. Di antaranya VFA dari 102 mM menjadi 143 mM, NH3 dari 4,8 mM menjadi 12,04 mM, tingkat kecernaan dari rata-rata 40 persen menjadi 50 persen, serta protein dari 10,4 persen menjadi 17,88 persen.