Tuesday, May 3, 2016

Cara Memilih Biji Kopi yang Berkualitas Bagus

Tidak sedikit para penikmat kopi yang lebih memilih untuk membeli biji kopi daripada kopi yang sudah berbentuk bubuk. Alasannya, citarasa dan aroma pada biji kopi bisa dipertahankan dengan baik hingga tiba waktunya untuk menyeduh kopi tersebut. Walaupun terkesan agak merepotkan, mengolah sendiri biji kopi hingga menjadi secangkir kopi menawarkan sensasi kenikmatan yang tiada tara.

Pemilihan biji kopi yang berkualitas bagus memang terbilang cukup rumit dan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Anda bisa menggunakan berbagai indera seperti melihat wujud biji kopi, menyentuh dan meraba tekstur permukaannya, serta mencium aroma yang dimilikinya. Biji kopi yang mengalami kecacatan akan mengurangi kelezatan secangkir kopi yang dihasilkan.
cara-memilih-biji-kopi.jpg
Bagi Anda yang ingin membeli biji kopi, ikuti panduan pemilihannya dari kami sebagai berikut!

Tips 1 : Perhatikan Tanggal Sangrai
Usahakan pada kemasan biji kopi yang akan Anda beli terlampir informasi tanggal sangrainya. Perhatikan dengan seksama kapan waktu menggoreng biji kopi dilakukan. Semakin baru biji kopi tersebut disangrai, maka kondisinya akan semakin fresh. Hasilnya kopi pun memiiki rasa nikmat dan aroma yang begitu kuat.

Tips 2 : Hirup Aroma Biji Kopi
Percaya atau tidak, biji kopi yang bagus mengeluarkan aroma wangi khas yang semerbak. Anda bisa mengetahuinya dengan mencium biji kopi untuk menentukan apakah mutunya baik atau biasa. Jika tercium aroma yang tebal, maka biji kopi tersebut mempunyai kualitas bagus. Sedangkan bila aromanya tidak terlalu tercium, kemungkinan besar kualitas biji kopi tersebut rendah.

Tips 3 : Kenali Kekhasan Biji Kopi
Ada banyak sekali biji kopi yang dijual secara bebas di pasaran. Masing-masing dari biji kopi ini tentu mempunyai karakteristik dan kekhasan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, sebelum melakukan pembelian langsung, ada baiknya Anda mencari tahu tentang keunggulan, harga, dan kualitas dari biji kopi tersebut. Disarankan pula untuk mencermati testimoni dari para penikmat lain yang sudah mencicipi kopi tadi.

Tips 4 : Seduh Tanpa Gula
Kualitas asli dari suatu biji kopi dapat Anda ketahui dengan menyeduhnya sesuai petunjuk yang tepat. Kemudian rasakan citarasa yang dihasilkannya tanpa tambahan gula sama sekali. Untuk menilai kualitas, Anda juga bisa membandingkannya dengan sensasi dari kopi yang lain.

Tips 5 : Membeli Sample Kopi
Ketika Anda menemukan biji kopi dari varietas yang baru dan belum pernah Anda coba sebelumnya, hindari membelinya dalam partai besar langsung. Dianjurkan untuk membelinya sedikit terlebih dahulu atau bila beruntung Anda bisa mendapatkan sample kopi tersebut secara cuma-cuma. Baru deh setelah Anda bisa mengetahui rasa dan aroma yang dimilikinya, silahkan putuskan untuk membelinya dalam jumlah yang banya atau pun tidak.

Intip Cara Menanam Kopi Coklat Yuk!

Bagaimana cara menanam kopi coklat? Kakao (Theobroma cacao L.) adalah pohon penghasil buah kakao yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan cokelat. Tumbuhan ini berasal dari Amerika Selatan dan sudah dibudiyakan di berbagai kawasan tropika karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Di Indonesia, tanaman kakao sering pula disebut kopi coklat.

Sebagai tumbuhan tahunan, ketinggian pohon kakao bisa mencapai hingga 10 meter. Namun untuk memudahkan pemanenan dan memperbanyak cabang yang produktif, para petani kakao biasanya mempertahankan ketinggian ideal sekitar 3-5 meter. Buah kakao berbentuk bulat memanjang dan warnanya akan berubah dari hijau menjadi ungu kekuningan apabila sudah masak.
cara-menanam-kopi-coklat.jpg
Yuk, intip langkah-langkah dalam pembudidayaan tanaman kakao ini!

Langkah 1 : Proses Pembibitan
Sebagai buah indukan, dipilih buah yang telah matang dan dalam kondisi sehat. Kemudian biji kakao diambil dari bagian tengah buah, lalu dibersihkan memakai abu gosok untuk menghilangkan lapisan daging buahnya. Proses pembuatan kecambah kakao dilakukan dengan memasukkan biji-biji tersebut ke dalam karung goni lantas ditempatkan ke dalam ruangan yang gelap. Selama pengecambahan berlangsung, biji kakao perlu disiram setiap 3 kali sehari.
Buat media tanam yang terdiri atas campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setelah itu, masukkan media tanam ini ke dalam polybag yang berukuran 30 x 20 cm dan berketebalan 0,8 cm. Kecambah-kecambah kakao selanjutnya ditanamkan ke dalam polybag tersebut. Rawat benih kakao ini di dalam polybag sampai usianya 4-5 bulan dengan tinggi 50 cm serta diameter batang 8 mm.

Langkah 2 : Proses Penanaman Bibit
Lahan yang akan ditanami bibit kakao harus sudah dicangkul dan diberi pupuk organik sesuai kebutuhan. Di sekeliling lahan juga sebaiknya ditanami pohon naungan yang berguna melindungi bibit kakao dari sengatan matahari dan curah hujan tinggi. Sedangkan pembudidayaan tanaman kakao dengan metode tumpangsari tidak memerlukan adanya pohon naungan.
Idealnya, bibit kakao dipindahkan dari polybag ke lahan setelah umurnya mencapai 6 bulan. Dianjurkan untuk memindahkan bibit kakao ini pada saat awal musim penghujan. Cek sekali lagi kelayakan lahan untuk ditanami tumbuhan kakao. Hindari memindahkan bibit yang sedang membentuk tunas baru.

Langkah 3 : Proses Pemeliharaan Tanaman
Proses pemeliharaan tanaman kakao meliputi penyiraman, pemupukan tanaman, dan pemangkasan. Penyiraman pohon kakao dikerjakan setiap 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan kapasitas 2-5 liter/tanaman. Untuk memberikan pupuk, perlu dibuat lubang di sekitar tanaman terlebih dahulu. Selanjutnya pupuk ditaburkan ke dalam lubang tersebut, kemudian ditutup lagi.
Pemangkasan tanaman kakao perlu dilakukan secara berkala untuk membentuk cabang-cabang baru yang seimbang demi mendukung pertumbuhan vegetatif. Selain tanaman kakao, pemangkasan juga perlu dilakukan pada semua pohon naungan yang tumbuh di sekitar lahan. Tujuannya agar cabang yang dimiliki pohon tersebut kian banyak dan batangnya pun dapat tumbuh semakin tinggi menjulang.

Sunday, May 1, 2016

3 Cara Menyeduh Kopi Luwak Seperti Profesional

Bagaimana cara menyeduh kopi luwak? Kopi luwak adalah kopi yang dibuat dari biji kopi yang telah dimakan oleh binatang luwak. Dunia mengakui kalau kopi ini merupakan kopi paling nikmat di dunia. Beruntung kita karena kopi tersebut berasal dari Indonesia.

Secara prinsip, proses penyeduhan kopi luwak tidak jauh berbeda dengan minuman kopi kebanyakan. Kendati demikian, langkah-langkah tersebut harus dilakukan dengan tepat agar secangkir kopi luwak yang Anda buat tidak kehilangan rasa dan aromanya. Lantas, bagaimana sih teknik penyeduhan kopi luwak yang sering diterapkan oleh para barista profesional?
cara-menyeduh-kopi-luwak.jpg
Paling tidak, ada 3 (tiga) metode yang dapat Anda gunakan ketika ingin menyeduh kopi luwak, yaitu :

Metode Pertama
Mulailah dengan merebus air secukupnya hingga mendidih. Sembari menunggu, masukkan 1 sendok makan bubuk kopi luwak ke dalam cangkir. Diamkan air panas tadi selama 1-2 menit agar suhunya menurun sampai 90 derajat celcius. Kemudian tuangkan air panas ke dalam cangkir, lalu segera tutup dengan penutup cangkir selama 3-5 menit. Untuk menikmati kopi luwak, Anda bisa membuka penutup kopi secara perlahan-lahan sambil menghirup aroma yang dikeluarkannya. Setelah itu, Anda pun dapat memulai meminum kopi sambil tak lupa hidung tetap mencium bau yang ditimbulkan oleh secangkir kopi luwak tersebut.

Metode Kedua
Metode ini dilakukan dengan merebus bubuk kopi luwak di air yang mendidih. Caranya letakkan milk pan di atas nyala api kompor, kemudian tuangkan 1-2 gelas air sesuai dengan jumlah minuman kopi yang ingin Anda buat. Tunggu sekitar 1 menit agar suhu air tersebut meningkat hingga mencapai 60 derajat celcius, lalu tambahkan 1 sendok makan bubuk kopi luwak atau sesuai dengan selera. Lanjutkan merebus air kopi ini sampai benar-benar mendidih. Supaya tidak gosong, disarankan untuk terus mengaduknya secara perlahan-lahan. Setelah air kopi tersebut benar-benar mendidih, selanjutnya Anda bisa memindahkannya ke cangkir saji.

Metode Ketiga
Pada dasarnya, proses membuat kopi yang mantap dengan metode ketiga ini mirip seperti teknik pertama. Namun yang membedakan adalah kopi tersebut sama sekali tidak diaduk. Jadi setelah air panas dituangkan ke cangkir yang telah berisi bubuk kopi, Anda bisa menunggunya selama beberapa saat agar bubuk-bubuk kopi mengendap di dasar cangkir dan minuman ini pun siap untuk dinikmati.

Wednesday, April 27, 2016

Tahap-tahap Proses Pembuatan Kopi Luwak

Bagaimana proses pembuatan kopi luwak dilaksanakan? Pada dasarnya, istilah kopi luwak merujuk pada kopi yang telah dimakan oleh binatang musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus). Sistem pencernaan luwak yang sederhana tidak mampu mencerna biji kopi yang notabene memiliki struktur yang keras. Jadilah ketika keluar bersama kotoran luwak, biji kopi tersebut masih dalam kondisi yang utuh tetapi sudah mengalami proses fermentasi secara alami.

Luwak adalah binatang pemakan tumbuh-tumbuhan, termasuk bagian buah dan bunga tanaman. Luwak mempunyai indera penciuman yang sangat tajam sehingga sanggup membedakan mana buah kopi yang telah matang sempurna dan masih setengah masak. Hewan ini hanya mau memakan buah kopi yang kondisinya sudah benar-benar matang. Itulah kenapa, biji kopi dari sisa pencernaan luwak memiliki rasa yang kuat dengan aroma yang harum.
proses-pembuatan-kopi-luwak.jpg
Penasaran bagaimana cara membuat kopi luwak? Mau tahu juga kiat-kiat terkait pembuatan kopi luwak ini? Pelajari panduan selengkapnya sebagai berikut!

Tahap 1 : Memetik Buah Kopi
Pemetikan buah kopi dilakukan dengan memetik buah-buah yang telah matang secara sempurna. Ciri-cirinya antara lain memiliki kulit berwarna merah tua, teksturnya agak lunak, dan mengeluarkan bau yang semerbak. Seluruh buah kopi yang telah terkumpul tersebut kemudian disortir sekali lagi untuk memisahkan buah mentah yang ikut terpanen. Perlu diketahui, luwak hanya doyan memakan buah kopi yang matang.

Tahap 2 : Memberikan Buah Kopi ke Luwak
Proses pemberian buah kopi kepada luwak sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari menjelang malam. Sedangkan pada siang harinya, Anda bisa memberikan pakan berupa buah-buahan, sayur-mayur, atau makanan pelengkap lain agar luwak tidak merasa bosan. Buah-buah kopi yang akan diberikan kepada luwak sebaiknya ditampung ke dalam suatu wadah yang memungkinkannya tidak mudah berceceran. Jaga suasana di area sekitar kandang luwak supaya tetap tenang dan nyaman.

Tahap 3 : Mengumpulkan Kotoran Luwak
Seperti yang sudah kami singgung di atas, kopi luwak berasal dari sisa pencernaan luwak. Artinya Anda harus mengumpulkan kotoran-kotoran luwak atau yang biasa disebut dengan brenjel. Kelihatan cukup menjijikkan memang. Namun jika Anda menyadari akan potensi nilai jual kopi luwak yang mencapai jutaan rupiah per kilogramnya, tentu Anda bisa menolerirnya kan? Biar tetap aman dan nyaman selama memunguti kotoran luwak, silahkan mengenakan pakaian pelindung seperti sarung tangan dan masker.

Tahap 4 : Membersihkan Biji Kopi
Kotoran-kotoran luwak yang telah terkumpul selanjutnya perlu dibersihkan dengan air mengalir untuk memisahkan biji kopi dari kotoran yang menempel di permukaannya. Pembersihan dilakukan sedemikian rupa dengan membolak-balikkan biji kopi supaya bersih menyeluruh. Ulangi proses pembersihan hingga beberapa kali sampai dipastikan biji kopi tersebut benar-benar bersih. Biji kopi yang telah bersih ini biasanya berwarna kekuning-kuningan dan mengeluarkan wangi yang semerbak.

Tahap 5 : Mengeringkan Biji Kopi
Sebaiknya proses pengeringan biji kopi dilaksanakan dengan memanfaatkan sinar matahari langsung. Sebab biji kopi yang diproses secara alami ini akan memiliki sensasi rasa dan aroma yang khas dan tidak ada duanya. Namun apabila kondisi cuaca sedang buruk dan tidak memungkinkan dilakukan penjemuran, Anda bisa mengeringkannya dengan bantuan mesin pengering khusus.

Kopi luwak biasanya dipasarkan dalam kondisi yang masih berbentuk biji utuh (green beans). Ini dikarenakan citarasa dan aroma kopi dari biji yang masih utuh tidak akan mengalami perubahan. Berbeda halnya dengan kopi bubuk yang seringkali kehilangan sensasi rasa dan aromanya akibat terpapar oleh udara.

Sunday, April 24, 2016

Pedoman Teknik Budidaya Kopi secara Lengkap

Apakah Anda membutuhkan pedoman teknik budidaya kopi secara lengkap? Tanaman kopi adalah salah satu tumbuh-tumbuhan yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Pada dasarnya, pembudidayaan tanaman kopi dapat dilakukan melalui serangkaian tahapan yang saling berkesinambungan. Tak lupa, proses budidaya juga wajib dilaksanakan dengan berpedoman pada aspek K-3 yakni kuantitas, kualitas, dan kelestarian.
teknik-budidaya-kopi.jpg

Tahap 1 : Persiapan Lahan
Proses persiapan lahan pada tanah yang terletak di daerah pegunungan dilakukan dengan membuat terasering terlebih dahulu. Kemudian pastikan jumlah pohon pelindung sebanyak 1:4 hingga 1:8 dari jumlah tanaman kopi. Selanjutnya sebarkan pupuk kandang sebanyak 25-50 kg di lahan dan diamkan selama seminggu. Setelah itu, buat lubang tanam yang berukuran 60 x 60 cm atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 cm sampai 2,75 x 2,75 cm. Tahap persiapan lahan ini dikerjakan paling tidak 2 bulan sebelum proses penanaman dilaksanakan.

Tahap 2 : Pembibitan
Biji kopi yang akan dijadikan bibit harus berasal dari tanaman unggul yang telah diketahui mutu produksinya. Sebagai media persemaian, siapkan kotak atau bumbunan tanah yang diisi pasir dengan ketebalan 5 cm. Lalu pasang pelindung dari pelepah atau paranet di atas media tersebut dengan jumlah yang dikurangi secara bertahap setelah bibit kopi tumbuh. Bibit-bibit kopi ini lantas disiram secara rutin sesuai kondisi kelembaban pada media persemaian.

Biji kopi biasanya akan berkecambah kurang lebih selama sebulan setelah proses pembibitan dilakukan. Selanjutnya pada usia 2-3 bulan, bibit-bibit kopi ini perlu dipindahkan ke dalam polybag yang telah diisi tanah dan pupuk NPK dengan hati-hati agar tidak memutuskan sistem perakarannya. Pilih hanya bibit yang berkualitas bagus, sehat, dan normal. Bibit kopi ini telah siap ditanman di lahan terbuka apabila umurnya telah mencapai 7-9 bulan.

Tahap 3 : Penanaman
Untuk menanam bibit kopi, pertama-tama masukkan pupuk kandang dan tanah bagian atas dari polybag yang dipakai dalam pembibitan. Kedua, buka polybag secara hati-hati lalu masukkan bibit kopi ke dalam lubang tanam. Ketiga, timbun kembali lubang tanam dengan tanah di sekitarnya kemudian siram tanah secukupnya. Sebaiknya tahap penanaman bibit kopi ini dikerjakan pada saat musim hujan. Kalau perlu, pasang pagar pelindung yang mengelilingi bibit agar tidak diserang oleh hama maupun hewan ternak.

Tahap 4 : Pemeliharaan
Proses pemeliharaan tanaman kopi meliputi penyiraman dan pemupukan. Tanaman kopi perlu disiram secara berkala terutama pada waktu tanah dalam kondisi kering atau musim kemarau. Sedangkan pemupukan kopi dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam setahun yakni ketika awal dan akhir musim penghujan. Jenis dan dosis pupuk yang dipakai harus disesuaikan dengan jenis tanah atau saran dari kementrian pertanian di masing-masing daerah. Setelah pemupukan selesai dilakukan, usahakan untuk menyiram lahan supaya penyerapan pupuk oleh tanah dapat berlangsung lebih maksimal.

Tahap 5 : Pemangkasan
Pekerjaan pemangkasan pohon kopi dilaksanakan setelah masa panen telah usai. Tujuannya adalah untuk mengatur bentuk pertumbuhan tanaman kopi, mengurangi cabang tunas air/wiwilan, mengurangi penguapan, memaksimalkan pertumbuhan bunga, dan memperbaiki bagian tanaman yang mengalami kerusakan. Idealnya, tahap ini dikerjakan pada awal atau akhir musim penghujan setelah lahan ditaburi pupuk.

Tahap 6 : Pemberantasan Penyakit
Dilaporkan ada cukup banyak penyakit yang sering menjangkiti tanaman kopi. Di antaranya yaitu penyakit karat daun, penyakit jamur upas, penyakit akar hitam, penyakit akar cokelat, penyakit mati ujung, dan penyakit bercak cokelat. Jika pemberantasan menggunakan pestisida alami belum mampu mengatasi penyakit secara maksimal, maka bisa digunakan pestisida kimia sesuai gejala yang dianjurkan.

Tahap 7 : Pengolahan Hasil
Buah kopi yang telah dipetik wajib diproses maksimal selama 20 jam untuk mempertahankan kualitasnya. Proses pengolahan hasil ini meliputi tahapan pembersihan, penjemuran, penggorengan, dan penggilingan. Biji kopi yang telah menjadi bubuk kopi kemudian dimasukkan ke dalam kemasan untuk selanjutnya siap didistribusikan.

Saturday, April 23, 2016

Cara Pengeringan Biji Kopi yang Baik dan Benar

Bagaimana cara mengeringkan biji kopi yang baik dan benar? Pada dasarnya, pengeringan adalah proses pengeluaran air dari dalam biji kopi hingga menuju kadar air kesetimbangan dengan udara sekeliling sehingga mutu biji kopi tersebut dapat dihindarkan dari serangan aktivitas serangga, jamur, dan enzim. Proses ini dilakukan dengan mengambil atau menurunkan kadar air sampai batas tertentu sehingga laju kerusakan biji kopi akibat aktivitas biologis dan kimiawi bisa diperlambat hingga tiba waktunya untuk diolah atau diseduh. Biasanya metode pengeringan banyak memanfaatkan proses pemindahan panas melalui penguapan kandungan air dari permukaan biji kopi.

Pengeringan merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengawetkan biji kopi sehingga mempunyai waktu simpan yang lebih lama. Kegunaan lainnya dari metode ini ialah memperkecil berat dan volume biji kopi dibandingkan dengan kondisi awal sebelum proses pengeringan dilakukan. Jadi dengan mengeringkan biji kopi terlebih dahulu, secara tidak langsung juga dapat menghemat ruang penyimpanan.

Di dalam proses pengeringan biji kopi, tingkat keseimbangan kadar air akan sangat menentukan batas akhir dari tahapan tersebut. Seringkali suhu udara pada biji kopi dan kelembaban udara nisbi berpengaruh besar pada keseimbangan kadar air. Apabila jumlah molekul air yang akan diuapkan sama dengan jumlah molekul air yang diterima biji kopi, maka tingkat kekeringan pada biji kopi tersebut sudah seimbang sehingga penguapan air pun akan terhenti.

Laju pengeringan biji kopi dipengaruhi oleh perbedaan kadar air biji kopi dan kadar air kesetimbangan. Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan biji kopi, semakin cepat proses perpindahan panas yang terjadi dan semakin cepat pula penguapan pada biji kopi. Oleh sebab itu, buah kopi yang sudah dipetik harus sesegera mungkin dikeringkan agar tidak menjadi jenuh oleh uap air yang justru dapat memperlambat proses pengeringan.

Secara garis besar, biji kopi yang telah dicuci bersih mengandung air dengan kadar mencapai 55 persen. Melalui proses pengeringan dengan cara menguapkan kandungan air tersebut, maka diperoleh hasil berupa biji kopi yang mengandung kadar air berkisar antara 8-10 persen.
cara-pengeringan-biji-kopi.jpg
Terdapat tiga macam metode yang dapat dilaksanakan untuk mengeringkan biji kopi antara lain :

1. Pengeringan Secara Alami
Pengeringan biji kopi secara alami dikerjakan dengan menjemur biji-biji kopi di bawah terik matahari langsung. Metode ini biasanya diterapkan pada saat musim kemarau sehingga risiko biji tersiram hujan dapat diminimalisir. Sebaiknya biji kopi tadi dihamparkan di latai semen, anyaman bambu, atau tikar serta jangan pernah meletakkannya langsung di atas tanah sebab dapat mengotorinya. Kopi yang sudah dihamparkan dengan ketebalan maksimal 1,5 cm ini dijemur selama 10-14 hari tergantung kondisi cuaca. Pada saat proses penjemuran berlangsung, hamparan kopi tersebut perlu dibalikkan setiap 1-2 jam sekali supaya kering secara merata dengan menggunakan alat garuh kayu.

2. Pengeringan Secara Buatan
Proses pengeringan biji kopi secara buatan dikerjakan dengan menggunakan bantuan mesin pengering yang terdiri atas tromol besi yang memiliki dinding berlubang-lubang. Metode ini bisa dilakukan saat penjemuran tidak mungkin dilakukan karena cuaca sedang mendung atau hujan. Walaupun membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tetapi pengeringan dengan bantuan mesin ini bisa dilakukan dengan cepat, kurang lebih selama 18 jam saja. Tahap pertama yaitu memanaskan biji kopi dengan suhu 65-100 derajat celcius untuk menurunkan kadar air hingga 30 persen. Selanjutnya biji kopi perlu dikeringkan lagi pada tahap kedua yakni memanaskan biji kopi pada suhu 50-60 derajat celcius agar kadar air yang tersisa hanya sekitar 8-10 persen.

3. Pengeringan Secara Kombinasi
Disebut metode pengeringan kombinasi karena memadukan antara pengeringan alami dan pengeringan buatan. Mula-mula biji kopi dijemur di bawah terik matahari sampai kadar airnya tinggal 30 persen. Setelah itu, biji kopi dikeringkan sekali lagi memakai mesin pengering untuk menurunkan kadar air hingga 8-10 persen.

Monday, April 18, 2016

Metode Penanganan Pasca Panen Kopi

Penanganan pasca panen kopi meliputi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan setelah proses pemanenan buah kopi selesai dilaksanakan. Pekerjaan tersebut mencakup pembersihan dan penjemuran biji kopi hingga berbentuk coffee beans yang sudah terlepas dari daging buah, kulit tanduk, dan kulit ari sehingga siap untuk diperdagangkan.

Penanganan pasca panen kopi harus dikerjakan secara tepat agar kualitasnya terjaga dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Kritertia mutu biji kopi yang perlu diperhatikan tersebut mencakup faktor fisik, citarasa, kebersihan, keseragaman, dan konsistensi. Konon katanya rasa nikmat dari suatu biji kopi dipengaruhi oleh kebun 60%, roasting 30%, serta penyeduhan 10%. Yang menarik, dominasi rasa biji kopi oleh kebun terjadi pada saat proses panen buah kopi.
pasca-panen-kopi.jpg
Secara garis besar, terdapat dua macam teknik untuk menangani pasca panen kopi yaitu metode basah dan metode kering. Simak ulasan lengkap di bawah ini!

Pasca Panen Kopi dengan Metode Basah
Pada dasarnya, penanganan pasca panen kopi dengan metode basah dilakukan melalui tahap pengelupasan kulit dan penghilangan lendir sisa daging buah menggunakan air. Tahap selanjutnya biji-biji kopi yang sudah dalam kondisi bersih tersebut akan dijemur di bawah sinar matahari langsung.

Setelah buah dipetik dari tanaman kopi, semua buah ini direndam di air terlebih dahulu untuk menentukan kualitasnya. Buah kopi yang bermutu rendah akan tetap terapung di permukaan air. Jadi seluruh buah yang terapung ini harus disingkirkan agar tidak merusak mutu dari buah-buah kopi lainnya.

Setelah itu memasuki tahap pengupasan yaitu memisahkan kulit buah kopi dari biji. Hasil dari proses tadi berupa biji kopi yang masih diselimuti kulit tanduk dan berlendir. Oleh sebab itu, diperlukan teknik pembersihan biji kopi sekali lagi sehingga biji tersebut benar-benar layak.

Pada metode basah, dikenal dua teknik untuk membersihkan kulit tanduk dan lendir dari biji kopi. Pertama yakni teknik semi-washed, lapisan lendir yang masih menempel di kulit tanduk dibuang dengan cara memasukkan biji kopi ke karung selama 12-24 jam. Hasilnya berwujud biji kopi yang memiliki permukaan kesat, tidak licin, dan tidak berlendir. Biji tersebut lantas dibilas dengan air, kemudian dijemur. Metode basah dengan teknik semi-washed ini akan menciptakan biji kopi yang mempunyai rasa asam yang rendah dengan rasa body yang cukup kuat.

Kedua yaitu teknik fully-washed yang dilaksanakan dengan merendam biji di air selama 12 jam, di mana pada jam ke-6, air rendaman perlu diganti. Setelah direndam, biji kopi tersebut selanjutnya dibilas dengan sir bersih dan dijemur hingga kering. Karakter citarasa yang didapat dari metode basah dengan teknik fully-washed adalah biji kopi yang mempunyai rasa yang ringan dan mild.

Pasca Panen Kopi dengan Metode Kering
Dibandingkan dengan metode basah yang bisa dikerjakan oleh para petani pemula, pasca panen kopi dengan metode kering harus dilaksanakan oleh para petani yang sudah berpengalaman karena menyimpan risiko gagal rasa. Kopi yang mengalami gagl rasa tentu saja menyebabkan kualitasnya menurun drastis sehingga harganya pun sangat murah.

Secara prinsip, metode basah dilaksanakan dengan membersihkan buah kopi menjadi bij tanpa menggunakan air sedikit pun. Jadi setelah dipetik dari kebun, buah kopi tersebut akan langsung dijemur begitu saja dan tidak perlu menghilangkan kulit dan lendirnya. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan biji kopi yang memiliki citarasa dan aroma yang berbeda dan khas buah-buahan.
Ada dua macam teknik pada metode kering antara lain teknik honey-process dan teknik naturak-process. Pada teknik honey-process, buah kopi yang telah dipanen kemudian dikupas langsung. Berikutnya biji kopi yang dibungkus lendir tersebut dijemur hingga kering. Proses ini menghasilkan biji kopi yang bercitarasa sweet.

Sementara itu, buah kopi pada proses natural langsung dijemur sekulit-kulitnya tanpa melalui pengupasan. Tujuannya ialah agar muncul rasa lain selain asam dan pahit pada biji kopi tersebut. Misalnya saja rasa buah-buahan kopi yang cukup kuat.